MEMBALAS HINAAN BAPAK
s sehingga harganya pun sedikit lebih murah. Sumi membeli dua puluh lima ribu. Lalu dia pun pergi untuk membelikan Bapak rokok
seraya turun. Zaki tersenyum geli, gombalan
kali, aku cari yang
hkannya untuk mengganti uang bensin Zaki karena mengantar jemp
Sumi sambil menyodorkan
kan mata. Ucapan Zaki sontak membuat Sumi menarik napas kesal. Lalu
embelikan Ibu dan Bapak makanan enak. Uang hasil keringatnya sendiri
besar terparkir di sana. Pintu sedikit terbuka
alaikum!"
jawab Ibu yang bar
pak yang tengah berselonjor di depan televisi. Namun tampaknya m
ut makan daging rendang saja, biar itu buat Bapak semua!" Bapak bicara datar, harapan Sumi seketika sirna. Janga
alu tak menganggapnya? Padahal dia sudah dengan riang hati membeli sate a
tenya, di berpapasan dengan Intan bersama seo
mbali melihat wajah Intan yang dipasang begitu judes. Sumi menghel
anget?" Ibu datang sambi
an sate itu ke atas piring. Diambilnya satu tusuk, sudah tak sabar ingin mencicipi. Sudah lama sekal
puluh ribu dari sakunya. Ingin sekali ngasih sama Ibu. Ya
i ini!" tukas Sumi. Ibu menerima selembar uang dua puluh ribuan itu deng
amu kasih uang bensin 'kan?" tukasnya yang memang tahu, Zaki selalu menga
Tadi bagi dikit-d
, melewati keduanya dan mengambil gelas. Lalu ditata
ngasih Bapak duit, terus ngasih Bapak juga rokok yang mahal!" Tukas Bapak sambil memamerkan selem
yang diselempangkannya sudah membeli rokok untuk Bapak, tetapi hatinya takut sakit lagi
lurus untuk mengambil handuk. Namun alangkah kagetnya dia ketika mendapati lemari
nya. Ibu tampak bingung, tetapi kemudian meraih tanga
gak mungkin kamu sekamar lagi sama Intan! Kamu tidur di kamar Ibu sama Asril, kita tidur bareng!
Sumi menunduk dan menelan perih. Secara tak langsung, Ibu mengatakan kalau dia
etakkannya tas miliknya di sana. Dia mengambil handuk dan bergegas membersihkan diri. Tiba-tiba
lum ada uang untuk ikut iurannya!] tulisannya baru saja terkirim. Belum ada b
a sudah terlalu bosan selama ini makan ikan asin dan tempa. Namun baru saja dia membuka tudung saji
samping rumah yang bertengkar. Sumi membuka pintu untuk mengusirnya, tetapi ala
embuangnya?" umpat Sumi dalam dada. Dia hanya mampu menelan saliva m