MEMBALAS HINAAN BAPAK
ar. Apa lagi salahnya? Bahkan sejak pagi sudah susah payah memasakkan untuk kel
mata berkaca-kaca. Suaranyku dari tadi di sini ... k
umi pun terkejut dibuatnya. Sumi mengelus dada, berharap sesak ini hilang. Namun usianya yang baru Sembila
n mata merah. Mereka tidur se kamar karena rumah mereka hanya ada d
, apa kamu beneran batal lamaran?" Sumi mengusap ai
lembut, mendadak ketus. Kedua bola
? Aku malu, Teh! Teman-teman semua sudah tahu kalau hari ini aku lamaran, tapi nyatanya Ardi membatalkannya, dia mengharapkan Teteh untuk j
apa semua kini jadi menyalahkannya. Bahkan adik yang dis
endak memeluk Intan. Namun
l aku Adek!" Intan melengos pe
di salahnya? Pikirannya yang kacau akhirnya abai, rencananya ke rumah Tita pun hampir batal . Dia membuarkan s
. Teteh jangan sedih kayak gini, dong! Ibu sedih kalau Teteh nangi
Intan sangat dekat. Sumi memeluk Ibu, menumpahkan kembali sesak yang ada hingga dering gawa
umah! Ditunggu
nyeka air mata, lalu mengambil amplop la
n-main sendirian bolak-balik ke ruang tengah. Dia hanya melihat ibu d
tukas Sumi sambil mengambil cardigan warn
. Setiap mengingat ucapan Bapak yang menyebutnya tak berguna, dirinya semakin
terlalu dipikirin omongan Bapak! Ibu gak mau
u jauh , tetapi lumayan membuatnya berkeringat. Menyusuri jalanan aspal
ta, diserahkannya lam
pakai tinggi badan?"
hon mangga yang rindang. Ayah Tita memiliki sawah yang luas. Ketika pembebasan lahan oleh developer Kawasan industry dia menjual semuanya dengan harga tinggi dan mem
inggi badan, sih! Minimal
-takut. Khawatir jika dia kembal
i part time ... nah, karena butuh banyak dan kebetulan aku ada kenala
bisa!" Sumi terse
yaratnya!"
Sumi
g kenalan aku itu! Gak usah besar sih, yang penting ada saja!" tukas Tita menjelaskan. Sumi
saja. Tinggal di rumah hanya membuat luka hati setiap hari. Apalagi kini Intan pun t
erhentinya sebuah sepeda motor. Sumi menoleh pada lelaki y
lis dan menatap lelaki y
nerima lamaran aku
ki yang ada di depannya bersilat lid
ini apaan? Seenaknya kamu gonta ganti orang
lebih cepat sampai rumah, tetapi rupanya Ardi mengejarnya. Ketika dia tiba di depan
u nyakitin adik kamu dengan jalan sama dia
tin aku!" tukas Sumi sambil menatap kesal pad
an pada hati, aku sukanya sama Sumi, Pak ... bukan sama Intan! Kan sama-s
ecuali, kamu mau ganti semua uang yang saya keluarkan buat nyekolahin dia!" Bapak bicara lantang, tega dan jelas. Membuat Sumi se