Ketika Hati Mulai Mendua
aku mendenga
... M
arku sendiri. Kulihat ada Mas Fandi dan anak-anak. Aku mencoba
mengangkat Mama kesini," kata Anggi menjelaskan apa yang ter
Kata Mas Fandi. Aku dia
," kata Angga sembari mengambil teh. Aku mengangguk dan berusa
atan Angga, tak terasa bu
menangis?"
Mama pusing sekali," jawab
ta Mas Fandi, aku m
Mama istirahat
ku. Aku berbaring dan memiringkan tubuhku memungg
? Kok Mama bisa pings
asih
Ma?" tanya Ma
bangkit dari
k yang Mama pikirkan. Bagaimana dengan anak-anak nantinya, bagaimana mental mereka, me
nya dua anak. Semua itu tidak ada artinya ya, Pa? Apa Mama sudah tidak menarik lagi bagi Papa? Mama bisa merawat diri dengan skin care yang mahal biar kelihat
u bisa. Pikiranku buntu untuk mengamb
mantan, hingga menghilangkan logika seorang Affandy Nugraha.
t, wajahnya terlihat
g kesini. Enak sekali datang-datang minta maaf terus minta izin menikah! Sudah sejauh it
diam ser
tanyaku lagi dengan su
di masi
b Mama akan teriak biar anak-a
lai. Air mata berlomba-lomba untuk turun. Kami
au itu anak Pap
a ngomong s
g lain, ya kan? Kalau dengan Papa yang tidak terikat pernikahan saja ia
erti itu, Ma?"
ni itu wanita baik-baik? Begitu? Wanita baik-baik tidak akan
tah kemana, aku tidak mau ambil pusing. Kalau mau pergi, pe
n lain. Aku bukan perempuan yang berhati seluas samudra, yang menerima suaminya menikah lagi. Aku tidak mau mem
n pikiran tetap asyik berkelana. Banyak sekali yang aku pikirkan. Apa kata kedua orang tuaku, jika mereka tahu masal
badanku terasa panas. Kulihat Mas Fandi tidur
empat tidur dan melaksanakan salat. Mengadukan seg
n anak-anak. Kepalaku terasa sangat berat. Anggi membantuku menyiapkan ma
an
... M
*
nya. Perasaanku tadi aku masih ada di dapur, kok sekarang sudah di tempat
a Mas Fandi sambil membant
karena aku melihat jam men
sudah itu minum obat. Tadi Mama pingsan, Angga
enyuapi aku. Aku sedih, seandainya kita tidak sedang be
h kan, Pa?" tanya
s Fandi sudah menyiapkan semuanya. Aku me
Papa akan nungguin Mama
Mama bisa di rumah sendirian," jawa
ma sekarang istirahat saja," sahut
a ini? Apakah aku dan anak-anak tidak begitu berarti bagimu Mas? Apakah aku sudah membosankan bagimu Mas? Begitu berat uj
llah. Aku harus kuat, demi anak-anak dan diriku sendiri. Akan aku buktikan