Om, I Love You!!
agi menutup diri. Ia mulai bicara pada siapapun dan mu
ang tiba-tiba, namun mereka bersyukur karena pada akh
Haris masih sedikit kekanakan. Setiap sepulang sekolah saat tidak ada les, Haris selalu menyempatkan bermai
nya Brisya saat Haris se
t dulu pernah menjanjikan
sepulang Kakak dari sekolah
ngangguk, lalu kembali
ekolah karena akan mampir ke Toko Mainan. Ia sudah ber
rakter. Dalam 1 lorong, ia menemukan banyak sekali boneka Barbie dengan berbagai model. I
warna coklat, sama persis dengan rambut Brisya. Melihat Barbie itu mengingatkan Ha
ag. Ia membayangkan wajah Brisya tersenyum senang mendapat boneka yang mirip dengannya. Beginikah rasanya mempunyai seorang
berhambur keluar dan berlari. Jarak halte ke rumahnya lumayan dekat, akan tetapi langk
ga terparkir disana. Apa yang terjadi dengan
diri di pagar Panti Asuhan menantinya. Haris ingin segera sampai di ruma
umahnya. Matanya memanas, jantungnya berdegup kencang. Saat sampai di depan kamar ayahnya yang dijaga oleh polisi dan di
Brata?" tanya seorang
engangg
Pak? Ayah saya kenapa?" ta
uncul di belakangnya
g," lirih suara bu Rahmi ditelinga Haris,
tak lagi bertenaga. Air matanya menetes d
ggal oleh orang orang yang ia sayangi?? Menga
iak Haris histeri
********
di acara pemakaman. Namun hati Haris sudah terlalu hancur untuk merasa bahagia atas kedatangan mereka. Ia bahkan tak
, kita be
ja sama Kakak," sahut Haris cepa
iri Haris dan duduk di
! Mama sedih melihat Ayah harus pergi dengan cara seperti ini,"
n Haris sendirian, Har
tolong jangan keras kepala seperti ini, ini hanya akan me
es, kamu bukan Haris yang terpuruk, sedihmu hanya membu
paperbag yang teronggok dimeja belajarnya. Bar
wah, ya," ucap Ros
u, wanita yang secara tidak langsung sudah membunuh Ayahnya. Air mata Haris men
njak keluar. Di bawah, Mama dan kakaknya sudah men
ila, kalian tunggu di mobil saja," cetus Haris
i Haris terasa teriris-iris sedih. Langkahnya terasa amat berat.
elonong masuk ke dalam Panti tanpa permisi, ia
sembab oleh air mata. Brisya yang saat itu sedang asyik bermain ayunan, langsung me
mengulurkan tangannya dan menatap sedih. Tapi melihat Haris semakin tersedu-sedu, Brisya kemudian menarik ta
menangis. Mereka harus berpisah mulai hari ini. Brisya yan
a sedih mendengar raungan
punggung Haris pelan, lalu mengelus rambut Haris untuk menenangkannya. Tapi tan
lnya, sebelum kemudian sebuah sent
Kami akan merindukanmu
urai peluknya dan mengawasi bu Shil
esis Haris lesu. Ia menolehi Brisya yang be
ya, kakak baru menepati janji," ucap Haris samb
il dan meraih paperb
, ia tak paham bahwa Barbie ini adalah
hadapan Brisya dan
i suatu saat nanti, Kakak akan kembali
pernah mendengar
arbie ini, ya kan??" lanjut Haris tak sanggup melihat tata
perhatikan hadiah Ba
sini, kembalikan barbienya, Kak. Maafin Brisya,
an ikut berjongkok
nanti Kakak sedih, dan kalo Kakak sedih nanti Kakak akan
dalam. Air mata Haris jatuh lagi. Brisya men
sis Briy pelan, Haris mengangguk dan memeluk Bris
ya?" pinta Haris sepenuh ha
gan ayah dan kehilangan orang-orang yang ia s
Haris saat ia sudah berdiri
melambaikan tangan pada Haris. Bu Shila dan
dihadapannya. Pemandangan yang tiap hari ia lihat, yan
nti. Entah kapan ia akan kembali lagi ke tempat i