Om, I Love You!!
sehari pun dilalui Brisya tanpa Aji ke
lik sifat Aji yang kasar, ia adalah sosok yang penyayang. Mungkin karena Aji adalah putra tunggal dari keluarga k
lu, yuk!" pinta Aji sambil membe
hambur keluar dan membuka ka
alus seraya mengga
mengikuti Aji yang langsu
awar Aji saat waitress membaw
mu aja yang makan
ik!" potong Aji kesal, lalu memilihkan menu favorit Brisya da
a mbak, kami
," sahut waitr
kaget, dari mana wait
nya gitu?" Tan
k Brisya penasaran, mereka berdua
bahunya rileks. "Ga
, "Diih, fans apaan!"
ik tangan Brisya d
jung kerumah nenekku di
!" potong B
nya Aji heran, "kamu kan c
ah sepakat kalo hubungan ini gak akan bisa lebih dari ini. Wanita yang akan
ap kok mi
itu!" potong Bri
Aji tidak akan menerima seorang anak Panti Asuhan yang tidak jelas latar b
u selalu bilang kan kalo masih banyak cew
alo aku g
mu cuma gak serius aja ny
k mau ikut ke Sidney gapapa, kita gak p
n tangan Aji ditangannya. "
Makanan favoritnya adalah nasi goreng. Entah kenapa makan di manapun yang ia pesan pasti nasi goreng. Mungkin karena di
t Brisya hanya memandang p
ungut sendok di piring la
a udah lulus aja!" Aji mulai bu
enyum dan m
mau kerja dimana Briy
ang penting dapet perusahaan aja
ang bulan depan, mau aku
mengg
, mungkin aku akan minta bantuan ibuk buat menghubungi mereka,"sahut Brisya menolak halus, ia yakin bila Aji mem
u, nih!" rengek Aji sedih, meletakkan
n aja, lagian kamu masih bisa
an bareng kamu lagi,
, Cepet makan.." ci
ik Brisya memang sempurna, kecuali tubuhnya yang kurus kering. Na
yet, namun seiring berjalan waktu meski sudah dit
ita ke apart
hampir saja Aji kelewat batas. Karena sepi saat itu Aji menciuminya den
mi hari ini, kapan kapan aja
n bu Rahmi buat p
an kaya gitu!" po
hap suapan terakhir makana
amu gak boleh nolak ,
akan terulang lagi. Bila hanya berciuman mungkin masih bisa ditolerir, karena Bri
erahkan sebuah paperbag pada Brisya dan memintanya untuk membuka isi paperbag itu di dalam. Brisya menuru
hitam yang bagus terparkir di depan ruko sebelah panti. Brisya mengawasinya dari kejauhan. Ia tak pernah melihat mobil
k ke dalam panti dengan sedikit berlari. Ia pe
dengarannya dan mengawasi setiap sudut kamar. Tidak ada benda apapun yang berbunyi, hingga
Yang berbunyi di dalam berarti sebuah ponsel. Buru-buru Brisya membuka kotaknya dan
sesekali ia memegang ponsel dan itupun bukan miliknya.
s Cal
takut, semoga ia mens
eee!" goda suara Aji d
nafasnya lega, "Aji,
wa di uju
n sama kamu, aku bis
e beliin aku hape yang terbar
u, sih! Aku malah udah pegang hape
dulu deh, nanti aku
elan, lalu memutuskan
mar mandi dengan perasaan berbunga-bunga. Diperlakukan dengan san