Om, I Love You!!
mata saat ponse
s call
al
t ya, " ucap suara
embuskan naf
, jangan lupa kabari
iy, I lo
kelu. "Love you too, Ji,
t.
depan ia harus mandiri. Ia juga harus seger
usahaan tempatnya magang. Namun ia bahkan tidak punya ide harus magang di mana. Brisya mengguyur
dengan lesu. Rasanya ia jadi tak bersemangat tanpa A
mat p
nya dengan senyum yang hangat. Tubuh jangkung dan at
aran, sedikit bergeser agar Brisya bisa l
Haris semerbak memenuhi indra penciumannya. Brisya m
ggi Brisya tak lebih dari dadanya. Jadi aroma shampo itu tercium jelas di hidung Haris. Tiba-tiba Brisya berbalik,
ungut Brisya kesal, ia membentur dan mencium dada bidang H
awa, Brisy
, aku belum setua itu," pinta Haris terkekeh, ia geli me
lan Haris lebih cocok dipanggil Om ketim
mpus," tarik Haris cepat
aku dijempu
an aku mau kenala
nalan? Aneh ini orang'
pi jalan. Brisya menggigit bibirnya kalut, ia berbohong soal dij
sih ngikutin aku," s
kan aku juga pengen tahu cowok
tukas Bri
akak deh, kalo gak
auh-jauh deh," peri
k bergeming, ia mel
owokmu? Biasanya
Brisya melirik
ganteng. Kaos santai dan ripped jeans, benar-benar kebalikan
mengawasinya. Ia ingin mengenal lebih jauh, seper
, Brisya masih berdiri di tempatnya.
,kan? Jangan- jangan
nget, sih!" rutu
aris penasaran. "Takutnya dia kenapa-kenapa di jalan, mas
apa, sih?!" tanya Brisya tak tahan,
g tadi, aku mau ngan
i selama 30 menit dengan pera
pun dari dulu aku udah terbiasa sendiri!
ngatakan kalimat terakhir tadi. 'Terbiasa sendiri katan
lnya. Brisya yang kecil dan kurus tak sanggup meronta dan melepaskan diri.
utup pintu mobil dan berjalan ke arah kursi kemudi.
s, sesudahnya terserah kamu mau
mata tajam itu, h
ndengar kata itu, sudah bisa dipastikan Aji akan mar
menyalakan mesin mobil
edikit pun dengan sikap Brisya yang kasar. Mungkin karena ia lebih dewasa, pemb
i tak suka dengan kehadirannya. Mungkin Brisya masih syok dengan kedatangan Haris yang tiba-tiba. Mungkin juga memori Bri
s benci dengan Haris? Bukankah ia sudah menepati janjinya untuk pulang dan
a melirik Haris sekilas. Haris masih tetap t
an kamu jalan dari sini?" tanya Ha
ukkan badannya dan melepas seatbelt di kursi Brisya. A
em saat Brisya hendak
a yang berdetak kencang. Bahkan mungkin Haris bisa saja mende
tidak ada lagi di belakangnya. Sedikit kecewa Brisya meneruskan langkahnya memasuk
a!' rutuknya pad
********
i pulang kuliah. Dalam ilmu psikologi yang pernah ia baca, bila seseorang menoleh saat bersisipan atau berjalan menjauh itu berarti ada ketertarikan batin di antara mereka. Dan hingga Brisya akan
membuka kantor di rukonya. Ia tidak mau ilmu Arsitek yang ia dapatkan selama kuliah dan magang di Mesir menjadi sia-sia. Meski ia tak kesul
h, ponsel Haris berdering. Haris
s call
nafasnya jengah. Ia mema
alo
aku harus telefon kamu dan baru diang
ecut. "Ada apa Ve
k bilang-bilang,udah gitu langsun
ulang ke tempat tinggal yang
kantor di sana? Kamu yakin?? K
gaimana
or mamamu saja, Ris, buat ap
akan pernah berujung bil
gi ya, Ve, aku l
ul kamu ke san
ng Haris cepat, ia berha
amu, biar kamu gak
k ada yang menarik ya
apun itu pasti menarik!"
bikin aku jadi ben
?? Aku tuna
pertunangan itu, ya!" cecar Hari
ebih dalam agar suntuknya bisa
unan
asa SMPnya saat ia pindah ke ibu kota. Dan kebetulan Vega adalah putri seorang konglomerat. Mamanya yang matre tentu sangat baha
Haris pun perjodohan itu toh tetap dilaksanakan. Cincin pertunangan dikirim ke Mesir, dan tidak pernah Haris pakai seka
hari ia sempat membeli beberapa botol alkohol saat masih di kota, jadi saat str