TWIN FLAME
e crunchy , favoritnya dan Kanya. Ia merasa kesepian karena biasanya momen seperti ini ditemani Kanya yang lebih memilih coklat hangat daripada kopi. " Haduh,
alik aja gitu?" Ia masih mengoceh menyalahkan si tamu yang pingsan. "Untung ganteng!" ujarny
" Kaniza terkejut, namun ia tetap mengamati dari jauh. "Sepertinya dia nanya nanya sama si Ara" Kaniza menyebut nama kasir yang menggantikan dirinya sementara. Selanjutnya ia semakin penasaran karena tamu itu memberikan sebuah kartu nama kepada Ara. "Hah? Apa Ara ditawari pekerjaan baru,
mengetahui kode tersebut langsung mengangguk dan memberi
a berlari kecil
n sejam yang lalu?' tanya
tanyanya lagi
u mana bisa lupa." Jawab Ara ge
ngasih apa ke kamu? Kerjaan baru
artu nama. Katanya kalau gadis yang memijat kepalanya d
anya? Memang ada?" tanya Kaniz
ak tadi . Dia tadi mijetin
. Ia merasakan ada sesuat
Ara dan diiyakan oleh Kaniza, namun sebelumnya ia berterima
sibuk membaca kartu nama
ren juga nih nama" ujarnya kemudian. Lalu ia melihat der
, 9 juga dobel. Dapat nomor kayak gini dari mana sih nih
rrrt
embaca berkas yang masuk di chat nya. "Penyebab pingsan adalah sakit kepala yang tidak tertahankan" lanjutnya, lalu baya
Kaniza, ketika Kanya berkata jika ia sakit kepala m
menggelengkan kepala. "Halah...sakit kep
Entahlah, batinnya merasakan ada sesuatu antara Kumba dan Kany
adi?' liriknya nakal dan Kaniza melempar Ara dengan tisu yang
cakep dikit aja langsung deh." Sem
ak?" Ara masih m
lu mengeluarkan salinan bill dari tas pingganya y
Ara bantu?" tanyanya sok imu
aniza mengerling nakal dan kal
ujarnya memelas dan Kaniza pun mengan
tidak terlalu besar itu membulat. "Apa-apaan, nih? Ih...nggak mungkin!" ia meme
a histeris seketika. "Nggak mungkin bisa sama gin
ya. "Aduh, aku harus gimana?" ia mendadak bingung akan langkahnya selanjutnya. "Apa aku harus lapor polisi? " ia berfikir keras. "Telepon Asad aja apa ya? Eits,
mbali logika Kaniza mengambil alih perasaan was wasnya. "Lagian masa stalker muncu
tentang si Kumba ini!" Tekadnya. Baru saja ia memb
rrt
anggilan dengan nama "Pak Bos" tertera di layar
irnya. Sudah dipastikan ini akan memakan waktu lama karena ia harus men
k" Kaniza m
afe sekarang!" titah seorang pria y
u menutup teleponnya. Ia mendengus k
!" ocehnya sambil berlalu
ng one another. You were recognized by my heart