Sumpah Dalam Kubur
Hana
da di depannya. Wanita itu masih tidak percaya kaang berkilat seolah ingin menghabisi ipar dan mertuanya. Dia bukan lagi Hana y
menginjakkan kaki di desa ini?!" tantang Bu Risma mencoba berani. Dia yakin Ha
h. Kasar dan arogan. Apakah Risma tidak takut tu
ku bisa pulang kapan saja."
suamiku, dasar wanita murahan!" Sari berteriak kembali, m
terus menuduhnya sebagai pelakor itu sampai mati. Dia ingin tahu sejauh ap
kalau aku me
ng menyuruhnya untuk menuliskan surat itu 'kan?! Ibu mertua
eka mulai gentar akibat rasa takutnya pada Hana. Mereka juga takut wanita itu membocorkan
tnya. Hana yang tidak tega mengatakan hal
n yang lalu, Sari. Apa ka
a-tiba. Hal tersebut semakin membuat Sari berang dan bersiap menye
angan mengad
, kapan aku pernah be
enghilang, Aji diculik oleh orang-orang bayaran Risma
Hana dan Sari merenggang. Surat palsu, foto palsu, mereka mempersiapkan semua
a menghasut Sari dengan mengatakan bahwa Hana memakai guna-guna dan sering menumbalkan anak dala
Sari begitu terpukul antara percaya atau tidak, selama ini tidak ad
amarah. Air matanya bercucuran. "Jangan bohong padaku! Kami
yang menggila. Selama ini mereka sudah bersusah payah menghasut wanita itu agar pe
eburuk itu di matamu, Sari?"
gan kabar yang dibawa oleh Hana. Benarkah demikian? Tapi selama ini wanita itu tidak pernah ber
dan Lilis. Rasa cemburunya membakar akal sehat hin
bu mertua dan iparnya. Kilatan dendam dan amarah kembali bertum
era menyeret sang ibu agar mengh
*
rada di sana. Mereka datang berbondong-bondong melihat keadaan Awan yang dik
t ketika para petani datang ke rumahnya membawa Awan yang tidak sadarka
buhnya merasakan panas dan gatal. Susi heran mendengar penjelasan itu, pasalny
sambil mengusap punggung tangan Awan. Ia menan
menggaruk tubuhnya yang diperban, dia kejang akibat kepanasan. Tapi k
u kalau Awan menjerit kesakitan karena terserang penyakit gatal yang parah. Hal tersebut membuat
ucapkan sepatah kata yang tak jelas. Namun, mengetah
mereka pikir Awan meminta maaf karena sudah membuat istrinya khawa
suka!" Susi meraung melihat kondi
at beberapa orang kaget dan semakin panik. Tangisan Susi semakin keras kala meli
cangkan tubuh suaminya berulang kali. "T
eadaan Awan. Susi yang menyadari bahwa suaminya m
ng berada di sana kala menyadari pria bertu
*
eluruh penjuru desa. Tak ada yang menyangka bahwa menantu sang ko
kabar tentang kematian Awan membuat Lilis ketakutan, dia t
akan bahwa Hana masih seorang manusia normal yang beruntung bisa l
Nyai Dasimah kembali, meminta bantuan untuk menyingki
a-suara aneh di kamarnya. Dia tahu, kematian Awan pasti disebabkan
uk! Du
ga Lilis mulai terusik oleh suara benda tumpul yang di
enggelap akibat mendung, tanda hujan sebentar lagi akan turun.
ma. Sesaat hilang kemudian muncul kembali. Apakah itu ulah bu
itu?" teriak
intu. Senyap. Nyaris tak terdengar suara apa pun. Bahkan suara pa
ek keadaan. Dia tidak suka ditakuti, mana mu
-macam. Dia mencoba untuk memanggil sang ibu dari dalam kamar, ta
aga, sang ibu dengan cepat langsung masu
n dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Suara ketuka
becanda!" Lil
hilang. Suara ketukan itu muncul dan hilang secara berulang, kali ini dibdengar sebelumnya. Suara ketukan jemari dibarengi suara
apa? Buka
dia beranjak dari tempat tidur menuju pintu kamar guna me
-macam, dia pikir yang benar-benar
seketika, tangannya kembali gemetar, keringat sebesar biji jagung bermuncula
angkai busuk berbalut kain putih k
Tak punya tenaga untuk sekadar lari dari sana, yang bisa dia lakukan h
kain di area wajah berlumuran cairan berwarna hijau kekuningan. Bau busuk menyerua
gilir