icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sumpah Dalam Kubur

Bab 4 Hana Bangkit Kembali

Jumlah Kata:1351    |    Dirilis Pada: 22/04/2022

khirnya

iapkan makan malam, menu makanan mereka tidak lagi telor ceplok dan sayur bening, setelah Gun

k makan setiap hari. Rumah yang dulunya berdinding anyaman bambu j

liau katakan?" Susi langsung menghuja

ya sedikit cemas. Antara takut ketahuan oleh warga dan juga rasa b

enar uang bukan segalanya, tapi tanpa uang, mustahil mereka bisa bertahan. Apalagi pekerjaan pria itu yang hanya seor

a semangat. "Akang bingung, Si. Apa Akang lapor aja ke polisi, ya?

Akang gak takut kalo berani melawan,

kecukupan. Susi tidak mau kembali jatuh miskin hanya karena tindakan bodoh sang suami. Lagi

suatu saat si Hana ba

get ketika suaminya bilang telah membantu Bu Risma menguburkan Hana hidup-hidup. B

ut oleh kabar buruk tentang Hana yang simpang siur. Semua orang yang dulunya kagum

rin aja gimana caranya kita bisa terus hidup. Syukur-syukur kalau

, jangan berani membela, selain celaka, mereka bisa kehilangan mata pencahari

uhan Hana kepada polisi. Ketika Awan berniat melaporkan kasus itu pada pihak

polisi, jalanan dan kendaraan yang tidak memadai pun menj

ereka yang takut masa depannya terancam memilih untuk bu

tindakan kita u

ita itu membuat Awan

lah hidup miskin. Kalau akang mau menghadapi Bu Risma, sana perg

i mereka menikmati semua fasilitas yang orang kaya itu beri. Tentu, pos

lakukannya. Akang minta maaf." Awan mengal

ilangan Akang, si Usman juga baru kelas 2 SD, ma

a ingin hidup tenang. Lagipula sekarang kehidupannya sudah lebih dari cukup.

a, nasibnya memiliki keluarga yang buruk, membuat pe

*

enuh rasa percaya diri. Kulit putih, mata sipit, siapa yang tidak terpesona dengan

nyingkirkan Hana dari rumah memang merupakan sebuah keberuntungan. Tidak ada lagi yan

epit rambut berbentuk pita berwarna pink muda. Je

semua aksesoris mahal yang dibelikan Hadi semua diambil olehnya. Tak ada yang menghalangi niatnya karena sang

yang paling cantik. Tidak ada yang bisa mengalahkanmu, ba

dari dalam kamar. Lilis menutup hidungnya seketika

yengat sampai membuat perutnya bergolak menahan mual yang mendera. Padahal

ng tengah mematung di sudut kamar. Lilis mengucek matanya demi menjernihkan pe

ulai gugup. "Apakah

l. Hantu itu tidak ada. Lilis beralasan bahwa dia mungkin hanya salah lihat,

pun di sini,"

a tertuju ke arah ranjang yang tertutup kain putih. Di bagian

a darah tersebut, tercium bau

masih berfokus pada noda darah di ata

mnya, bahkan noda darah itu perlahan mulai meneteskan ke l

AA

utih penutup ranjang itu sudah menyembul ke atas. Seolah di dalam kain

dia menutupi wajahnya sambil t

putrinya saat mendengar jeritan ke

memeluk Risma, gadis itu gemetar

ang te

perkataannya tak jelas. "Di atas kasur

dur yang ditunjuk oleh Lilis, tidak ada apa pun di sana. Bahkan

apa pun

a benar, tidak ada apa pun di sana, tapi yang tadi dia lihat seperti kenyataan

kita lakukan padanya waktu itu." Risma memberi ancaman. "Seandainya ha

adi memang terkenal sebagai pria yang tegas. Dia tidak akan segan-segan

ubur di hutan angker, tak ada seorang pun yang

nasi semata. Sementara itu di luar jendela, tampak seorang perempuan dengan kepala ditutupi selenda

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka