Petaka Dua Garis
s merah pada alat deteksi kehamilan. Dia melemparkan hasil tes itu
mu brengsek!" m
ani pelanggannya seperti biasa. Namun kali ini Arimbi ditawari dengan bayaran yang lebih besar. Arimbi seg
a lelaki hidung belang yang telah menodainya. Yang Arimbi ingat adalah pagi harinya dia sudah berada di kamar hotel d
rang pria terdengar di luar. Arimbi segera menyimpan test pact yang digunakannya tadi di dalam tasnya kemudian memperbaiki jilbab yang dipakainya. Se
sih?" sindir Dimas. Arimbi hanya
r pula. Siapa sih yang tidak kenal Dimas. Tahun ini dia didapuk menjadi Senat Maha
menyatakan isi hatinya secara langsung, namun Arimbi sempat mendengar rencana Dimas untuk proklamirkan cintanya pa
at?" Tanya Dimas menu
masuk dulu ya, Mas." Jawab Ar
badian. Sebenarnya Arimbi suka sekali dengan mata kuliah ini, namun karena pik
sing menyerang kepalanya mengingat garis dua yang muncul di test pack yang di
pagi, s
at pag
tama, saya tidak bisa mentolerir kehadiran dibawah 85 persen. Itu artinya kalian hanya saya beri toleransi tidak mengikuti perkuliahan saya maksimal tiga kali. Saya sa
ngetuk-ngetuk mejanya yang menimbulkan
menyenggol tangan Arimbi yang mengetuk meja, membuat Arimbi tersadar. Dimas memberikan isyarat mata pada Arimbi agar mengalihkan perhatiannya pa
a kamu?" T
menyembunyikan keterkejutannya pada sosok Mahesa yang meru
kuti perkuliahan saya
kan saya." Jawab Arimbi
an habis, segera temui
ak." Jaw
Sementara Arimbi masih shock dengan penampakan Mahesa di depan mata kepa
brengsek!" Arim
**
angannya yang berada satu lantai diatas ruang kuliah, Mahesa mencoba menging
ngan gadis itu? Mungkinkah itu di
gil di seberang sana. Tidak ada jawaban. Kemudian Mahesa menghubu
ng harus saya tanyakan padanya." Mahesa segera me
kutanyakan saja
sa buyar saat terdengar k
as
Bapak tadi me
kan d
ma ka
pernah bertem
lu memastikan sesuatu. Namun dari jarak yang begitu dekat, Arimbi dapat melih
r dengan wajah kamu. Yakin
nah melihat yang m
n kepalanya mendekati Arimbi membuatnya merasakan sesa
tikannya terlebih dahulu. Memangnya bapak pernah ketemu
langsung terdiam. Kemudian menarik
kan selembar kertas dan pena. Arimbi semula ragu untuk menuliskan nomor ponseln
esa lagi. Tangannya mengambil kert
Full. Sampai jam 12 si
Biro Layanan Psikologi "Brain Your Mind". Jangan lewat dari jam 1 sia
pan saya minta kamu menjadi asisten saya. Oke?!
egera meninggalkan ruang Pak M
pria itu? Aku harus bagaimana?" gumam A
*