Petaka Dua Garis
nya terlebih dahulu. Ia segera masuk dalam ruangan dengan wajah meme
rsi sofa. Wajahnya masih terlihat cantik, meskipun wanita itu sudah tak muda lag
aja. Biasanya selal
alah, dan melibatkan aku dalam kegilaan Mama?" Suara Mahesa me
Mahesa, wanita itu malah me
Mahesa. Datang-d
ah bikin
laskan, mana Mama tahu
egan itu duduk di kurs sofa sambil meng
bulan yang lalu? Mama memberikan aku
a dari Mahesa terdiam dengan mulut mengatup. M
ncurkan hidup gadi
ah dia pasti akan dengan suka ci
ntinya? Aku benar-benar tidak haabis pikir. Demi ambisi Mama, gadis itu harus
bayinya, lalu meminta sejumlah uang. Tunggu apa lagi? Ayo segera kita jemput!" Wajah wanita
mengeras semakin merasa je
rempuan seperti y
Mahesa! Tidak ada yang berbeda. Adam!" pan
emput gadis yang dikatakan oleh Mahesa itu. Bawa dia kem
, Bu
dam. Cepat jemput, s
Mahesa yang akhirnya bersuara
i perempuan kebanyakan yang diketahui olehnya. Bila ia berpikir bahwa gadis itu akan datang dengan sukarela, sekara
is itu tidak b
Sudah beberapa hari ini saya mencari keberadaannya, tapi tetap menemukan jalan bu
aannya salah besar setelah mengetahui bahwa Arimbi adalah gadis yang
ahesa?" tanyanya
sepertinya gadis itu tahu
am. Itu perintah!" seru Bu Sukma pada
a, Nyonya. Setelah berhasil saya akan
makin cepat s
uh baya itu sendiri mematung, seolah memikirkan tentang apa yang terjadi tentang g
ngsung dengannya. Bisa saja dia hanya jual mahal." Bu Su
adis itu, apakah Mama
enilai, Mahesa. Kamu ba
engenalinya, Ma. Hanya saja
bersuara lagi. Dari sorot matanya ia mencoba mencari tahu apakah yang diucapkan Mahesa itu hanya sekadar bualan belaka. Nam
wajahnya. Ia tak kuasa melihat luka di mata anak lelakinya itu.
mungkin ... sebenarnya akulah yang kony
k kesimpulan s
kutangkap sek
dengark
nmu, Ma. Karena Mama benar-
Mama, bukan malah men
ntang Mama? Ini semua sia-sia, Ma. Mama yang s
Jangan
nghendaki hal yang belum tentu ku
hes
ia-sia saja bica
hes
galkan wanita anggun itu dengan wajah kecewa. Bahkan, j
*
at sangat. Persendiannya serasa lemas, dan hawa mengantuk menyerang. Namun, meskipun sudah berkali-kali me
ang pergi begitu saja. Penyesalan memang selalu datang belakangan, ketika
ahui bahwa Arimbi adalah gadis yang menghabiskan malam bersamanya dalam
ringat perkataan Mona bahwa gadis itu sedang ber
perempuan, sementara mereka juga perempuan. Apap
emejamkan mata setelah tekad di dalam hati
*