Petaka Dua Garis
hkan tidak beranjak dari tempat tidur. Hanya berkutat di dalam kamarnya. Tidak ada rasa lap
ecewa diabaikan. Tidak tanggung-tanggung, terdapat lebih dari lima pulu
an perintah Mahesa, dosennya agar menemuinya di kantor Biro Layanan Pskologi. Sayangnya, Arimbi
da. Ia tidak ingin mencari atau menemukan lelaki itu. Baginya, lelaki itu semua sama. Tidak ada yang dapat menjamin
kankah saya memintamu dat
membacanya, lalu mengabaikan begitu saja. Semangatnya tiba-tiba menghilang begitu saja untuk menemui le
apatkan nilai bagus un
h Arimbi. Lalu, ia mematikan ponselnya. Kembali merenung d
*
h baik daripada tersiksa dengan semua tekanan dari setiap sudut. Tekanan Tante M
lkan kuliahnya, hingga memutuskan mempertahankan kehamilannya. Itu pilihannya. Janin d
ntukmu seorang. Hanya kamu dan Ibu. Maafkan ibu bila tidak berusaha menemukan Ayahmu. Ibu tidak pernah tahu, akan bagaimana hidupmu kelak me
tar, belum membesar seperti layaknya wanita hamil lainnya. Namun, ada ikatan emosional yang membuatnya begitu
mobil. Ia hanya cukup membawa seperlunya saja. Sisanya, ia biarkan tertinggal di ruma
obil. Air mata kembali menitik di pipinya. Ada rasa berat hati akan meninggalkan rumah hasil jerih p
ini. Ibu ingin hidup lebih baik, dengan suasana baru, hanya denganmu.
endaraannya itu membelah jalan perumahan yang sepi. Perumahan yang telah di
*
bersedia ditemui. Namun, entah mengapa tiba-tiba dia menghilan
nggungnya pada sandaran kursi kerja. Kekecewaan terpancar dari matanya. Berkali-
enemukan seseor
s. Yang penting Mas tah
yang mau dicari, ngapain sa
itu. Ia tahu suasana hati Mahesa sedang
au aja, Ma
as yang berisi nomor telepon kepada Adam. "Ini,
. siapa
n dia?" hardik Mahesa kesal dengan alis bertaut. Adam nyengir kuda,
Mas. Tapi ... gak ke
tunda lagi. Bila perlu, hari ini juga saya
rang lengkap dengan alamatnya, kini ia hanya diminta mencari berdasarkan sederet angka. Akan membutuhk
ilik nomor telepon ini," ucap Adam. "Tapi ... kalau boleh tahu, ad
emarin siang dia menemui saya di Biro, tapi sampai hari ini t
alau begitu. Sege
a! Temukan
esa di dalam kantornya dengan waja
i!" Mahesa mengancam Adam dengan wajah mengeras. Sementara jema
ebaik-baiknya. J
i yang lalu kamu tidak kunjung menemukannya. Apa k
n melakukan yang terbaik. Mohon
ya berjanji
aknya. Melihat atasannya tampak kesal, Adam segera undur diri dari ruangan itu. Lebih baik membiarkan
runya sambil menggenggam erat
*
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis