icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Petaka Dua Garis

Bab 8 Kehilangan Tanpa Memiliki

Jumlah Kata:1011    |    Dirilis Pada: 22/04/2022

nimalis bercat biru. Ia terpaku menatap rumah itu. Ada rasa kehilangan me

n dandanan sederhana, ia masih tampak menarik, setidaknya bagi Mahesa. Hal itu

ang sama. Berulang kali Mahesa menghubungi nomor telepon yang diber

asal gadis itu berada, hingga orang-orang terdekatnya, tapi tidak membawa hasil. Gad

hu itu adalah pekerjaan sia-sia. Entah rasa apa yang menggelayuti hatinya saat ini. Seperti rasa kehilangan sesuatu yang

rhenti tepat di depan rumah Arimbi. Seorang pria berpostur tubuh atletis keluar dari dalam mobil, lalu

asa. Lelaki itu meremas rambutnya, lalu menendang pintu pagar hingga mengeluarkan bunyi. Tak berapa lama ke

sama dengannya, tak dapat menemukan keberadaan Arimbi di rumah itu. Arim

*

, tapi sudah di non-aktifkan, Mas. Keberadaannya juga masih proses pen

tapi berita itu sendiri yang mengecewakan. Tidak berhasil menemukan

ahlah. Abaikan saja." Mahesa menyerah

ah murung Mahesa ditegakkan, menatap lang

a i

rikan sogokan pada salah satu penjaga di sana. Katanya, Mon

inya mal

ul,

ui dia ma

*

u di dalam mobil tepat di seberang parkiran diskotek. Bila mereka memarkir di pelataran parkir,

taran parkir. Sosok Mona yang masih segar dan cantik sangat kentara sekali. Setelah me

m memberikan kode pada salah satu penjaga yang berhasil disogoknya. Mereka pun masuk ke dalam

hingga terbuka lebar. Mona yang sedang berbicara dengan seo

ngan suara berat. Wajah Mona memerah, tapi ia tidak bisa b

ahesa ... ap

u tahu apa yang saya i

khirnya memberikan kode agar lelaki yang sedang berbicara denga

anya dengan wajah gusar dan sesekali mengalihkan

erlu penjelasan lagi, Mo

k tahu apa yang ingin

engan Pak Mahesa?" Adam yang juga sudah tidak sabar sege

aya tidak

k Mahesa sambil

ang gemetar menanggapi ucapan Mahes

ya bisa saja menutup dis

Mahesa ... sa

i kalau kamu bersedia me

nghabiskan malam dengan Mahesa malam itu. Lalu dari dalam tasnya, ia m

nya. Matanya terbelalak melihat nama yang tert

ni, Mona!" bentaknya pada wan

ketakutan ke arah Mahesa. Kali ini dia benar-benar merasa takut. Padahal

ong, kan?" bent

i dengan wajah memucat. Bahkan jemari tang

ohong, Pak Ma

k masuk a

saya, Pak

ila!" bentaknya. "Kamu benar-benar gila deng

t bosnya itu begitu marah, melongo secar

Mahesa, benar-benar

r-benar gi

keinginan saya, Pa

ohong! Kamu

ak berbohong. Ini bukan keinginan saya.

pa?" hardik M

elakukan ini. Lagipula ... ga

pa

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka