Bulan di Darah Awan
ratusan mahasiswa baru dan mahasiswa lama yang berada di ruangan itu. Perhatian
bernada tinggi itu keluar dari mulut laki-laki berusia senja itu. Seorang perempuan di
gagal lulus karena praktikum ini, jadi jangan diremehkan!" teguran lantang beliau itu di dengarkan dengan seksama oleh ratusan mahasiswa yang akan menjadi peserta
emua langsung menghadap kepada bapak itu, "jika mereka melanggar peraturan praktikum, s
n air liur mereka untuk mengurangi rasa tegang dan takut.
ucap laki-laki yang di pakaian laboratorium berwarna b
. Beliau lalu turun dari podium di ruangan itu dan berbisik kepada beberapa asisten s
royektor. Tulisan Smile.Princess terlihat rapi di pakaiannya. Asisten lainnya menyebar di
n sebanyak satu kali," ucap perempuan itu. Semua peserta praktikum menyiapkan kertas catatan mereka. Perempuan itu lalu menyebutkan satu per satu peraturan yang harus dipatu
erempuan itu. Tidak ada yang menaikkan tangannya, sehing
dak ada yang ditany
gan tersebut. Mahasiswa baru langsung menuju ke papan pengumuman laboratorium X-106. Di sana, mere
dia temukan di daftar kelompok di sana. Perempuan lain di dekatnya yang
rjilbab hitam yang bernama Zihan itu se
yang dipanggil Riris itu langsung memelu
an tampak tidak percaya, namun tangan temannya yang me
x [ko
Haki
n D
a von An
l Ant
Aziz
Rahm
Nura
Mustaq
uttaqi
Zihan, Riris, dan Alsya, kembali dipertemukan sebagai satu kelompok di praktikum perdan
s mengangguk. Zihan tampak berpikir sejenak. Dia pern
kepalanya. Bagi Zihan, itu hanya perasaannya saja bahwa di
kak-kakaknya mungkin nanti bisa kita cari," komentar Zihan. R
depan laboratorium mereka hanya menggelengkan kepala. Salah satu asiste
ntar laki-laki itu dengan nada bertanya seraya menepuk pundak temannya yang sedang fokus.
ya? Maaf Dox," u
gu Mas Shadox," pesan laki-lak
gan lantang dan laki-laki yang se
de nama Shadox itu. Dia kembali mengerja
? Sudah ketiga kalinya. Ent