Bulan di Darah Awan
apa berantakannya kala beradu dengan benakku kin
arang kamu mau menjadi bagian dari kebencianku?" tanyaku kepada gadis itu.
erkata ada sesuatu yang beda. Kini, bagiku, satu sua
akukan hal yang
kalau asisten lainnya memarahi kala berita ini masuk ke
t dahulu. Sa
ah satu asisten yang baru bangun tidur di la
tolong kabari beliau," ucap asisten itu. Aku menghembuskan nafas be
ab, Legendaria," komentarku. Asisten yang seteng
u menganggukkan kepala. Dia tampak berpikir, seakan
komentarnya lagi. Aku menganggukkan kepala sebagai persetujuan atas pilihannya.
lab, aku tidak masalah apa yang kamu
dimana? Satu jurusan bingung kenapa dia jadi susah dihubungi.' kata Kak Smile wakt
bimbingnya
as," jawab Legendaria, "itu
h," komentarku, "bukan ak
alu membalikkan wajahnya. Ada sebuah kekece
apnya seraya berjalan keluar lab. Sepertinya dia m
kontak yang aku kirim soal untuk praktikum pertama. Mulai aku mengetikkan satu pesan untuk mereka
ilahkan kalian cari salah satu praktik
ka tidak bisa menjelaskan, sia-sia mereka bisa menjawab nanti. Aku adalah satu-satunya asisten dengan 7 kelompok, sementara rata-rata han
, menanyakan berbagai hal berkaitan dengan kepenulisan. Dulu, sempat beberapa komunitas mengundang, tetapi aku menolak karena itu
raya mempublikasikan rilis terbaruku. Tawaran penerbitan sudah
ulu. Lu gak mau berakhir di pemakaman toh?
norma," jawabku datar. Fau
mu yang lulus duluan pada p
ke titik ini," jawabku tak pasti. Norma apa? Agama? Mungkin itu. Aku
junior. Faux langsung ber-oh ria. Aku hany
ini," komentarnya dengan tawa
tuh dosen-dosen ngeburu," sindirnya. Aku menatap laki-laki itu
k tuntas. Kan malu-maluin gak lulus gara-gara toefl kurang dari 470," sindirku bal
imu. Ini malah bersedia ngam
ng emosiku dengan mengangkat topik skripsi, yang je
ang rata-rata kebanyakan kelas semester ini," komentarku balik. Dia
si dirimu. Setauku, wanita paling memberikan em
ah yang ku tuliskan maupun yang ku baca, roman itu indah. Nyatanya, roman itu melemahkan, menyak
ke layar laptopku, dengan naskah yang baru selesai. Penerbit memintany
apku pelan. Aku melihat ke koleksi karyaku. Beberapa sedih
a," komentarku. Salah satu cerita lama aku buka kembali. Kisah yang hanya aku coret s
a saja yang membatasinya," komentar nar
a FTEI, saya akan meragukan kredibilitas
ercakapan ini selalu saya simpan," ucap beliau seraya
in, saya juga dapat informasi untuk desa-desa pengabdian dia, dan saya rasa cukup val
ih banyak,
apku pelan. Bagaimanapun, itu adalah kebenaran. Aku tidak bersemangat
ntarku lagi. Ya, aku hanya tidak ingin. Kalau
ahui situasimu. Jika perlu tempat kerja, saya selalu siap menerim
ku," keluh temannya yang duduk di sampingnya, "aku juga selalu terbuka
?" gumamku pelan. Aku kembali berpikir. Jam di la
melihat Legendaria masuk. Dia berjalan k
ksa mas untuk mengambil kos. Setiap melihat mas memaksakan diri selama ini, k
ng dengan kakakmu,
a dengan riset, dia dengan pengabdian," balasnya. Aku hanya menggelen
akukan dalam pengabdian massalnya. Skripsiku hanyalah mainan bela
a Legendaria. Dia sepertinya tidak
pa orang yang benar-benar tahu siapa aku," jawabku. Legend
n penulis?" tanyaku
dituliskannya bisa menjadi kenyataan kehidupanny
gnya. Kalau kakakmu masih memiliki kalian, aku tidak punya
rsiku, lalu memegang kerahku. Sor
g aku tahu dari kakakku. Seberapapun luka di hadapan
legenda sekarang," komentarku
u tinggal diam kala mas menyembunyikan luka. Kami berdua sudah terlalu banyak lu
galami semua yang ku hadapi. Masih leb
k riset maupun skripsi mas itu adalah satu tumpu masa depan teknologi. Kalau aku bisa teknologi itu, a
u berubah hambar setelah percakapan kami.
coba di perusahaan hari kamis ini ya. Bu K
k ib
u itu mempermal
er
. Apa mati
u sebentar, setidaknya. Toh, mereka tidak akan benar-benar kehilangan. Ke
terjadi kala pionir yang tak