Antagonist Girl
na lo?" t
jaga dia"
ong, balik dari ta
mengelilingi jalanan. Ia terus berputar putar
rt!?" pekik Arlan, tangannya memukul stir. Lalu ia mengaca
eras mengguyur tempat itu, entah sudah bera
yang mengenai permukaan air s
k di tengah hujan deras. Ia reflek mengambil pa
sekencang mungkin. Ia bahkan tanpa sada
I YA!?" teriaknya be
yelimuti Vellice. Mungkin sedikit berguna kar
ce. Ia berlari sekencang yang ia bisa
il. Ia mengambil jaketnya yang ada pada Vellice dan men
painya di sana ia kembali menggendong Vellice, membawanya k
enampung Vellice. Ingin membawanya ke kasur, namun kasur
elikan pakaian dalam perempuan berumur 17 tahun di supermarket bawah.... Ukuran? Ukura
5 menit, pintu ap
ini" ucap Arlan sambil memberikan
apartment. Ia bahkan kini sedang berfikir "Ngapain gue kelu
ayan keluar dari
Arlan, ia langsun
ni sebenarnya memiliki dua kamar. Namun, kamar sa
llice diatas kasur. Ia menyelimut
*
terbangun d
sangat berat. Hidungnya sepertinya tersumb
menatap kearah atas me
erapa lembar foto Anna yang ada di atas meja. Ia hanya menatapnya tanpa mengambil
amun, terus terjatuh karena kep
Vellice menggulingkan badannya agar dapat ter
ti sudah terjatuh dengan kepala menatap ujung kursi. Mengingat tang
aupun buram. Matanya tidak bisa terbuka penuh. Namun, ia cuk
p Vellice pelan
umpukan bantal agar lebih tinggi. Tadi, niatnya ingin mengajak Vellice makan di r
dulu" ucap Arlan
ajuan, kini ia dapat jatuh ke lantai tanpa menatap apapun. Dengan ke
an pintu sebagai sandarannya. Baru saja ia berhasil berdi
an keseimbangan. Arlan yang terkejut melempar nampannya. Ia
berceceran di lantai. Suara jatuh nampan dan peca
CONTOH DIA! LO TU KAKAK! BUKANNYA NGASIH CONTOH MALAH KELAKUAN SENDIRI GA BENER! LO TU CUMA BISA NGEREPOTIN ORANG! TERSERAH L
. Tubuhnya bergetar. Kepalanya sangat berat, ia merasa tidak bisa bergerak kemana mana. Ia bah
juga demamnya yang sangat tinggi. Ia menyeret tubuhnya
kaca. Ia kembali berusaha membuka matanya ingin melihat kekacauan disini.
. Tanpa peduli sudah banyak
h tubuhnya terasa sakit dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kini mas
. Begitu dapat berdiri ia menyandarkan kepalanya d
pada dinding. Ia berjalan dengan bersandar pad
si. Sweater dan celana yang kepanjangan. Bahkan dengan baju seb
Tangannya membersihkan beling yang masih menancap pada pakaiannya dengan ka
masuki lift. Kedua tangannya ia masukka
Terlihat sedang sakit" ucap
rlahan. Walaupun seperti itu ia langsu
ding balik ke kamar! Saya
Beruntung, perempuan itu menurutinya. Ia memapah Vellice hi
kay! Saya antar" u
iri" ucap Vellice. Ia menyebutkan
*
ice dengan terhuyung memasuki r
e karena sopir itu membantu V
mbil uang yang ada di atas meja. Ia berjalan dengan meraih sand
kan lampunya non?
up pintu rumah, Vellice kembali memasuki kamarnya. Ia tidak bodoh u
berbaring di kasurnya. Nafasnya masih tak teratur. Ia
a. Berusaha menghilangkan
masih mati. Hanya lampu tidu
apat dicegah men
ingung jika diminta menjelaskan hal kemarin. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia juga takut
sini "Hei! Kalian itu cuma tokoh bu
a serak, matanya melihat tangannya yang terdap
galir di hidungnya. Kepalanya serasa ingin pec
nenya. Tetapi ia baru tersadar, ini bukan pakaiannya
sengal-sengal. Seketika, dalam kegelapan ia seperti melihat mamanya.
Berapa kali pun ia menyangkal kalau tidak ingin ke rumah sak
an kasar. Mereka langsung
ucap seorang laki-laki paruh b
ma pada Vellice. Setelah itu mem
*