Mawar Hitam Berdarah
mpiri Fiko yang tengah duduk di atas jok motornya. "Mas, udah lama di sini?" Maria bertanya penasa
ke arah laki-laki yang sedang menyenderkan tubuh
enolehkan kepalanya mengikuti arah tatapan Fiko. Maria kin
ketika Maria menyebut nama laki-laki lain selain dirinya denga
ti wajah suram suaminya. "Gak
Maria begitu istrinya itu menyebut nama laki-laki itu
ih. Kamu harus dengarkan dulu penjelasanku!" Maria merengutkan
hanya memutar bola mata malas. Dia masih berdiri di s
rdengar tenang ketika perasaannya waspada dengan adanya laki-laki tam
us. "Arkan ini orang yang menolong aku pas tadi hampir tertabrak motor. Kalau t
tidak ada luka atau darah yang menempel, barulah Fiko be
kan sambil tersenyum manis. "Kan tadi aku
tas. Arkan bukannya tidak tahu kalau laki-laki yang tengah memandangnya tak suka ini adalah suami Maria. Dia juga tahu kalau laki-laki ini telah meluaki perasaan Maria dengan cara menikahi wanita lain. Sekali lagi. selama Maria bahagia, Arkan ak
Arkan yang membuat atensi Maria jadi tidak terpusat padanya lagi, na
'terima kasih' sontak memukul lengannya pelan. "Mas gak benarr. Uc
tara ikhlas atau gak ikhlas. Sama-sama bilang juga." Ucap Fiko agak tersulut emosi. Emosin
reka. "Maria, Aku rasa kamu sudah tidak membutuhkan saya lagi. Kalau begitu, sampai jumpa lagi!" Arka
siapa!" Maria agak meninggikan
yang tukang cemburuan." Arkan juga meninggikan suaranya sampai orang-o
ajam dari arah sampingnya. "Iya. Ini Ma
bil meninggalkan sepasang suami istri
kut melambaikan tangannya sampai punggun
ka melihat tatapan Maria pada Arkan yang terlihat begitu lembut
yang tengah memandangnya curiga. Maria menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah suamin
maksu
pa-apa. Kenapa ka
di bawa Maria. " kamu mau belanja?" Tanyanya penasaran. Dia melihat arloji di tangannya, pukul 07:
"Kamu tanya sama istri mudamu itu, kenapa tidak pe
s yang suruh Sela agar tidak terlalu lelah supaya cepat hamil. Seharusnya kamu menge
tuh Mas Fiko memperlakukanku seperti Mas memperlakukan Sela sekarang. Apa pernah Mas ngertiin keadaanku yang selalu kelelahan karena sibuk seharian ngurus rumah dan ngurus segala sesuatu untuk Ibu, di tambah
orang yang melihatnya penasaran. Fiko tahu kalau perlakuannya selama ini pada Maria memang bisa dikatakan tidak adil. Tapi, keinginan untuk segera memiliki anak membuatnya tetap menutup mata. Bi
*