icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mawar Hitam Berdarah

Bab 4 Hukuman Maria

Jumlah Kata:1248    |    Dirilis Pada: 30/03/2022

a. Maria melirik Marni sekilas yang duduk di kursi roda

u malah keluar?" Fiko berucap lembut. Bagaimana pun, ini bulan kesalahan pen

adarinya kecuali Sela. "Tadi pagi aku sudah mau masak. Tapi, pas ak

an nada lembut. Fiko tidak ingin mengulangi kes

ku kira Sela yang belanja semua kebutuhan rumah. Jadi, mana tahu kalau ternyata S

gah menggigit bibirnya gusar. "Kenapa g

a Mas tega menyuruh aku belanja juga?" Walau gelagapan dalam me

eleng geli. "Maaf ya, soalnya

iko tidak memarahinya. Diam-diam dia me

tidak dapat hukuman apa-apa. "Kamu biarkan Maria begitu sa

gaji aku, pasti keadaannya tidak begini." Fiko melirik ke arah Sela dan memberikan senyum menenangkan. "Mul

da dengan Sela dan Marni, Maria justru menyerin

*

semua bumbu sudah masuk. Maria meninggalkannya sebentar untu

etelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya, Sela mengambil garam dan memasukkan sebanyak 5 sendok penuh ke d

Setelah membawa sop ke meja makan dan menghidangkannya, Maria tersenyum senang karena pekerjaannya hampir selesa

engah beres-beres di pantri. "Ya ampun, rajin banget sih istri

mengatakan apa-apa. Dia tetap melan

a Maria juga tidak mempermasalahkannya. Dia du

datang dengan tampil

uruh Sela mendekat. Setelah Sela berdiri di sampin

adi bila sup itu sampai termakan oleh Ibu mertuanya. Ah, Sela sangat ingin segera melihat penderita

gu-tunggu Se

l." Marni datang sambi

bung yang langsung di turuti sang ibu. Marni menghe

awa piring. Maria membagikan piring di depan

r begitu Marni memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya. Nasi yang ada di mulut Marni begitu asin hingga

rah Maria. Tak puas. Marni mengambil gelas berisi

wajahnya. Fiko menoleh ke arah Marni. "Ibu apa-apaan, sih. K

. "Dia itu sengaja menaruh garam banyak-banyak agar hipertensi ibu m

k asin. Tadi udah aku coba in sendiri." Maria mencoba membela dirinya. Karena

hidup se atap dengan orang miskin seperti Maria yang numpang hidup di keluarganya. Kini, dengan kejadian ini, Marni meman

sangat asin sampai lidah Fiko terasa kebas setelah mencicipinya. "B

k teh, Mas." Maria

ni. "Berani kamu berbohong!" Fiko menyendok sayur sop di atas meja dan menyuapkannya pada Mari

iiringi isakan lirih Maria tetap mencoba membela dirinya. Dia sendiri bingung, kenapa sayurnya bisa sanga

i." Fiko mengambil tangan Maria kasar dan menyeretnya

a melepaskan cekalan tangan Fiko karena Pergelan

lantas mengambil selang dan menyiramkannya pada kepala Maria sampai bak yang di dudukinya

ya dengan garam agar esnya tidak cepat mencair. Sela tertawa senang dalam hatinya kar

rkan ember yang telah kosong sampai membentur tembok. "Ingat ini!" Fiko mencengkeram dagu Maria kuat sampai si empunya meringis sakit. "Kalau sampai kamu berbuat hal-hal y

ria bertanya lirih. Selalu, sekecil apa pun kesala

anpa menjawab pertanyaan Maria, Fik

arusan, kini tengah memandang Maria puas. Dia berdi

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka