Mawar Hitam Berdarah
bahagia. Rasanya Sela ingin tertawa keras saat menyaks
erdiri sambil menyender di tiang pi
pura-pura ti
sayurnya kan, Sela!" Maria me
"Ya ampun, aku kira kamu bodoh sampai tidak mengetahui kalau a
ergi dengan langkah ringan. Sedangkan Maria hanya bisa mengep
arinya mengeriput. Setelah membilas tubuhnya sekilas, Maria keluar dari kamar ma
ntaimu begit
*
unaikan Shalat subuh. Namun, kini wanita berusia 24 tahun itu masih berbaring dan
ada hentinya. tangan Maria sesekali menggosok hidungnya yang gatal dan mengelap ingus yang kel
ng dari luar pintu. Maria mengenali suar
ah berhasil mendudukkan tubuhnya sambil menyender pada tembok, maria kembali memanggil nama suaminya. "Mas
amun, senyum itu lenyap ketika yang muncul bukan Fik
ain yang di pakai Maria untuk menyelimuti tubuhnya, Marni memelototkan mata mar
rharap Marni merasa simpati. Namun, harapannya itu harus Maria buang jau
duk Kain gorden dari tubuhnya Maria. Marni lalu menggulung kain gorden itu dan melemparkannya pa
gan berpegangan pada tembok. Dia sedikit linglung ketika ingin menyampirkan kain gorden pada pengait yang akhirnya menyebabkan Ma
endongakkan wajahnya karena takut dengan ekspresi Marni. Tidak lama
memukul Maria menggunakan tongkat yang sela
ria mengiba sambil melindungi tubu
sar menantu sialan! Kenap anak saya harus menikahi wanita yang lahir dari seseorang yang kotor sepertimu? Saya benci melihatmu, saya sangat membenci Ibumu
diri melihat wajah ibu mertuanya. "Apa ibu mengenal wanita yang
Maria. Namun, kebencian akan pakta bahwa Maria adalah alasan dia menjalani kehidupan penuh kesedihan menutup pintu kasih sayang itu. Marni menyayangkan, kenapa dia baru tahu pakta itu setel
tus asanya. Begitu banyak pertanyaan yang bersarang di pikirannya. Siapa Ibunya, bagaimana wajahnya, kenapa tidak pernah menemuinya, apak
a kulitnya seolah itu adalah hal yang menjijikkan. "Berapa kali pun kamu memohon, bahkan sampai bersujud di kaki s
emohon seperti apa agar ibu mertuanya itu mau membagi infor
Dia memang membenci Maria, sangat benci malah. Tapi, Marni juga susah mendeskripsikan hatinya yang kini merasakan perasaan ingin merengkuh punggung bergetar Maria yang rapuh. Marni
di dalam dari awal sampai akhir membuatnya tidak dapat menahan senyum lebar. Dia pastikan akan mengetahui tentang informasi mengenai Ibu kandung Maria yang selama ini dicarinya untuk mem
astikan kamu bersujud di kaki
*