Mawar Hitam Berdarah
rempuan cantik. Tanpa rasa bersalah, Fiko memperkenalkan perempuan di sampingnya sebagai istri barunya kepada Maria. Maria h
keduanya Mas Fiko." Sela tersenyum manis ke arah Ma
ya Sela!" Fiko meninggikan suaranya karena merasa Maria malah melamunkan sesuatu dan bukannya dengan cepat menyambut uluran tangan Sela. Fiko tahu Ma
lah apa pun Maria pada Fiko, Fiko tidak pernah membentak atau meninggikan suaranya dalam menegur, namun sekarang hanya demi wanita yang bar
ngan apa yang ia perbuat. Keinginannya untuk segera memiliki keturunan mendorongnya agar menikahi perempuan lain tanpa menceraikan Ma
cantik, kulit mulus, serta baju dan perhiasan lainnya melekat indah di tubuhnya. Sedangkan dirinya hanya seorang ibu ru
hampiri mereka dengan menggunakan kursi roda. Dia Marni, Ibun
dapan semua orang. Kemudian dia mengangkat Marni dan mendudukkannya di
embuat hati Maria makin sakit karena tidak pernah melihat binar itu untuk dir
s. "Bagaimana kabarnya Ibu?" Tanya Sela, dengan lembut
at baik setelah bertemu denganmu." Jawabnya lugas sambil melirikkan matanya sedi
gan Sela dengan lembut. "Terima kasih Sela. Kamu sudah buat I
an Marni. "Itu bukan apa-apa. Ibunya Masakan, Ibunya
i, namun dia sudah bisa menarik perhatian Marni untuk menyukainya. Sedangkan dirinya yang sudah 3 tahun ini selalu merawatnya, mulai dari memberi makan, obat, memandikan, menganta
. Dia terduduk di atas ranjang dengan pandangan kosong. Tak
bereskan semua barangm
eran kearah Fik
hat wajah Maria. "Mas dan Sela
ega mengusirnya hanya demi Sela. "Tega kamu mas. Aku ini ju
bahunya. "Mas minta maaf Maria. Mas juga tidak tega, tapi Sela tidak mau
rti Mas. Kalau dia tidak mau tinggal di sini, biarkan saja dia pergi. Lagian,
Kalau tidak di sini, ke mana lagi
an ingin beristri dua!
ngat dia cintai itu, terlebih dia tahu Maria adalah gadis sopan santun yang tak pernah dengan
a Mas tega mengusirku dari k
eperti ini, namun dia juga bingung kalau tidak dikamar ini, di mana Sela b
engusapnya kasar, "Ibu tidak pernah menerimaku deng
anya Ibu begitu. Coba saja kalau kamu bisa sedikit lebih pengert
ko terluka. Memang Fiko sering memarahinya karena Marni selalu mengadu yang tidak-tidak pada Fiko tentang Maria. Namun, dia selalu me
Tentu dia harus beradaptasi dulu. Setidaknya beri dia waktu sat
ia hanya berdiri tanpa berbuat apa-apa. Matanya memang tidak menangis, namun hatinya sakit luar bias
g mertua. Begitu pintu terbuka, sebuah bantal melayang tepat mengenai
an kosong diambang pintu. Tanpa banyak bicara dia mereb
semakin larut. Semua penghuni rumah sudah tertidur pulas kecuali Maria yang sedang menahan dinginnya lantai. S
*