The Present Of Love
milik seorang gadis yang belum di jamah oleh siapapun. Hati gadis berambut coklat itu t
kental dari mulut seorang pria membasahi permukaan berwarna putih
ipinya. Mata yang memiliki iris hazel mem
ini. Sudah cukup penderitaan ini ia rasakan. Dia
ihkan pikiran. Ia mengerahkan seluruh tenaga yang masih tersisa lalu dengan kuat memukul kep
aruan itu segera membuka ikatan di tangannya. Lalu ia bergegas membuk
tidak tau ini dimana, yang jelas l
i lurus ke depan. Ia enggan untuk menoleh p
ng, berteriak terus menerus meminta pertolongan. Berhara
ai motor besar berwarna biru dengan jaket hitam memberhentikan motor,
u urusanku!" Jefry me
g .
ghantam wajah Jefry den
a dingin dan lembab. Ujung bibirnya
angguku." Jefry mengarahkan kepala
akannya cepat. Tidak ada satupun pukulan Jefry yang mengenai wajahny
di perut Jefry membuat pria mesum
!" ujar pria yang tengah mera
bur. Penampilannya sudah tidak
engah berjalan ke arah gadis yang tengah men
bukanya dengan paksa. Orang bisa melihat lubang
ian yang gadis itu kenakan. Dia segera menoleh k
" Dia menyerahkan jaketnya untuk di pakaini sedikit lega. Ada orang baik yang datang
dis ini keberuntungan unt
di bagian depan ini di nyalakan. Mengitar
menggenggam kemudi motor dan tidak menoleh sama se
. Na
aha agar segera tersadar. Gadis yang merasa masih ketakutan itu perlahan naik
. "Rumahku di Jalan Selawati, Kak." Tanpa dit
pai tidak tahu ini dimana. Embusan angin sangat kencang biarpun dia duduk d
ar gas lebih dalam agar cepat sampai di tujuan. Angin
r ramai. Motor menepi di sebuah minimarket. Pria pengemudi motor yang
Jika sekarang dia tidak mengenakan jaket. Mungkin akan me
an helm full face duduk d
Melihat asal sekolah dan membaca nama di bagian dada seragam. 'Aksara, nama yang bagus. S
Pria bernama Aksara tidak menoleh, membuka helm da
bir manis dan hidung mancung. Sungguh ciptaan tuhan yang
awalnya pelan, sekarang semakin kencang hingga
Dia sudah hampir celaka karena Jefry,
kita pulang, Kak?" tanya S
oba menghubungi orang tuamu saja agar mereka menjemput kesini?" tanya Aksara tanpa ekspresi
ah. Sayangnya tadi ponsel Seila kehabisan daya. Lain kali dia ak
abis, Kak. Boleh pi
di dalam tas lalu menye
tam milik Aksara kini ada di gengga
ya hanya dengan
pilkan warna hijau. Kini ia mendengar suara ringtone milik ayahn
?" Suara ayahnya
rena dia sekarang menggunakan ponsel orang lain. Ia takut pria yang menungg
i malam dan kamu belum pulang." Ay
a teman Seila menunggu hujan reda di sebuah minima
nimarket mana, Sayang?" Surya sudah b
inimarket yang dekat pom bensin. Aku tak ingat nama jalannya. Ya
Surya meraih kunci mobil
l Aksara mengembalikannya lagi. "Terima ka
erlihat santai dan du
takut mengganggu pria yang kini asyik membaca sesuatu di ponselnya. Pikir Seila
Berpikir bahwa mungkin esok atau lusa, dia bisa
ng bisa Seila tonton saat ini. Menunggu jemputan yang terasa m
asil merenggut kesuciannya. Mungkin Seila akan hancur ber
ru dan tengah di tunggu untuk pulang. Dia tidak mau meninggalkan Seila
r tepat di hadapan mereka. Ayah Seil
rya langsung me
ndak menarik tangan Seila l
ra. "Aku pulang duluan, ya, Kak!"
i Seila. Dia yang melihat Seila berinteraksi dengan temannya
pai masuk ke mobil. Mereka
Surya sambil memutar
seila memerah. Dia malu kare
Jika berduaan seperti itu buk
aja tida
a kalian bi
nyelamatkan Seila. Jika tidak ada dia, mungkin
apa,
ahnya akan khawatir. Tidak ada bukti juga untuk melaporkannya ke pihak sekolah atau polis
masalah kecil saja. Aku i
na, S
guna b
ah sekolah. Meski Seila tidak memberitahukan alasannya untuk berpin
an mendaftarkan Se
i kamu bis
ah!" Seila memelu
jenak di pom bensin unt
gan wajah yang penuh luka lebam. Saat Jefry merasa di perhatikan dan menoleh. Sei
aneh. "Ada apa, Nak?" Suara ayah