The Present Of Love
Pria itu ia lihat lagi. Pria yang tadi hampir mereng
dari tempatnya. Tangan gemetaran dan
uju ke arahnya. Gadis ini bergerak cepat agar tidak terlihat.
arkan lembaran uang untuk petuga
itu bisa saja membu
ia selamat. Gerakan tangan di buat untuk m
mulutnya rapat-rapat. Bergega
sembab dan kenapa tadi bersembunyi?" Pertanyaan in
ada teman Seila di SPBU, yah!" jelasnya
tri bungsunya. Tangan yang semula memegang kemudi mobil berpindah untuk meng
sampai di rumahnya. Malam ini dia tidak akan pergi ke club untuk mempelajari minuman koktail lagi. Hari in
lah dasar dia terus saja berpindah-pindah,
tu untuk menghadapi mulut pedas orang yang seperti p
karena ibunya sedang berada di club. Ayah
anya Surya untuk memastikan. Dia tahu putr
orang tuanya. Dia tidak mengatur dan malah selalu mendukung. Memang usaha yang d
ah itu. Asal bukan dia yang di jual dan t
Dia anak tunggal dan kedua orang tuanya baru akan pulang bes
in menulis sesuatu. Di pikirannya ada sosok anak laki-laki tad
kukan ini untuk mengisi kegiatan di dalam rumah selain belajar, jadi d
menceriakan bagaimana sosok laki-laki tadi ber
bayangkan Aksara. Pria yang tampan dan terlihat men
dengan Aksara!' batin Seila seraya melempa
rfum maskulin milik anak SMA itu sangat menarik da
ra nanti di sekolah. Ia tak sabar untuk berkenala
jatuh cinta dan seperti apa rasanya. Apakah yang saat ini dia rasakan itu adala
Hanya suara dari ayam yang berkokok dan cahaya matahari yang menem
t milik pria tampan yang kini ia genggam. Jaket itu tidak ia biarkan untuk di cu
n. Memasukkan jaket dan sabun lalu air. Jemari lentiknya memen
encuci jaket. Tangannya menyilang lalu menyangga dagu. Menunggu
ya yang akan ke sekolah untuk mengu
uk dan memanggil-m
" Ia sampai mencari ke ka
ang asisten rumah tangga yang sedari tad
i sang mama memanggil nama Seila
an bahu Seila menyadarkan
banget liatin mesin cuci." Mama
uci mulu sambil melamun." Asisten bernama bi Surti mence
n. "Maaf, Ma! Maaf, Bi! Seila liatin cucian takutnya macet atau sudah waktunya di kas
i. Biar bibi aja!" Tidak biasany
ntik ini nyuci segala. Kan, ada bi S
kali!" tolaknya yang masih
dah sekolah lagi?" tanya
awabnya enteng. Orang tua mana yang tidak k
naAd
i. Wajah tampannya penuh luka lebam, membuat
at melihat rekannya babak bel
h satu anak sambil ikut berj
jalan ke depan tidak melihat semua wa
u kemana?" t
gkahnya terhenti saat tiba
erhatikan di balik kaca tapi
yang Lo
kemarahan dan dendam terpancar
yanya g
ya sambil menen