The Present Of Love
enakan. Dia di perhatikan oleh seluruh siswa yang ada kelasnya. Sementara pria yang
tu. Makanya jangan coba-co
kap saat pria itu tempo hari menolongnya. Adakah yang membuat Aksara kesal. Mungkin pagi-p
*
mati kelasnya yang akan di masuki guru. Dia kemba
tenang dari kejaran para gadis. Harinya begitu suram saat menjadi orang tam
ada guru yang sudah lebih dulu masuk. Duduk man
engajar itu kaget saat ada siswa yang masuk
i?" tanya sang guru pada anak yang masuk kem
ju bangku yang kosong. Anak ini masuk dan membo
ulpennya. Dia merah pulpen yang tergeletak di lantai dengan satu tangan. Angga y
tengah berdiri, dari bawah hingga atas. Di
hadapannya ini. Seakan sudah mengenal Seila sejak lama
lalu membenarkan po
kang Seila. Pemuda itu tersenyum
h club kepunyaan orang tua Seila. Seila yang tengah berjalan membeli camilan ke swalayan. Melihat
selalu ingat pada sosok Seila. Dia hampir habis bersih di siksa anak-anak yan
ereka bertemu, Angga wajahnya babak belur. Sekarang Angga bersekolah
ulu saat semua anak nakal pergi kare
hong hanya bisa
anya Angga yang sed
... aku hanya berbohong saja agar mereka pergi! M
olisi?" tanya Angg
Seila. Sambil membersihk
hongi dan kembali lagi kesini!" Angga meraih tangan Seil
e motornya yang terparkir se
at sini, kok!" Tolak Seila pada A
Angga mengangguk sopan. Tidak biasanya dia sesopan ini pada
ecil lagi dari dalam situ. "Ini. Pakailah untuk mengompres lukamu. Jika sudah meleleh tinggal kau makan
a Seila menggantungkan plastik berisi
tertangkap lagi. Dah ...." Seila ter
h. Angga memutar balik motor dan mengikuti Seila dari jauh sampai ke tempat club. Dia heran kenapa gadis m
lama menunggu Seila
ari tahu dimana Seila bers
ahan dan cara pelaksanaan. Barulah mereka memulai cara mengetes bakso yang sudah di be
dan memasukan sedikit semple ke dalam tabung kaca. Mencampurkan d
dalam tabung kaca akan di bakar
yang terlihat sangat polos itu tengah sibuk dengan kegiatan praktikum ini. Seila terlihat cantik
gajak Seila berbicara. Sudah lam
membuat Seila menoleh. Tangan Seila masih
eila itu kaget. Tidak biasanya pria
Seila begitu polos. Memang dia t
amu berikan ice cream coklat!" jawa
ha mengingat yang Angga
iya. Aku
inggi dan Seila tidak menjauhkan tabung itu dari api yang semakin memanas. Tabung meledak dan mengeluarkan
" Angga
iatan praktikum itu menoleh pada Angga.
r cer