icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dear Ex and Mistakes

Bab 8 Tentang Dimas

Jumlah Kata:1124    |    Dirilis Pada: 02/03/2022

ngkan kemungkinan apakah dia bisa menepatinya atau tidak. Sejak mengalami kehancuran ruma

dan mampu membantah apa yang ia ucapkan terkait pernikahan kami. Jika ia berkata ak

hidup layak selama satu bulan, tetapi aku mohon pengertian kamu karena aku

Seperti yang kubilang, aku terbiasa hidup sederhana dan tak berniat menuntut kemewahan dari Dimas. Aku

jagung lima ribu dan makan malam biasanya Ibu masak. Aku hanya berbelanja di hari

"Aku belum bisa k

tahulah, kalau kita masih merintis dan berjua

ajiban telak suami menghidupi istri dan mertuanya. Kami baru merintis dengan penghasilan yang masih d

ka kami tidur bersama. Kami hanya tidur setelah menonton tivi atau membereskan rumah orangtua kami bersama. Dimas tak lagi mengaja

mulai jarang pulang dengan alasan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan di akhir minggu.

kup uang agar kita bisa kontrak rumah di sini. Andai aku belum bisa

ahan rindu dan mataku menangis dalam diam seorang diri. Aku harus kuat. Menjadi istri Dimas

ba

mengusap cairan hidung dan mata yang membasahi wajahku. Saat membuka pintu bilik toilet, aku melihat wajah jengah Mona. Ra

Mbak tolong benahi penampilan Mbak, karen

seraya berpikir. "Mem

kan satu alisnya d

u washtafel dan mencuci mukaku agar bekas tangisan ini hilang. "Aku

h muka. "Jangan lama-lama. Gak mungkin Mbak bilang nangis dulu s

ebelum melangkah cepat menuju ruang meeting. Bu Rahma sudah hadir bersama dua orang yang

ta yang membutuhkan kepraktisan, nyaman, ringan, tetapi tetap modis. Wanita era sekarang memiliki banyak kegiatan. Entah di luar ruangan ataupun di dalam gedung saja. Untuk itu, saya ingin para perancang Rahmantika Label bisa memberikan ide busana sehari-hari yang bis

catat apa saja tuga-tugas yang

formal. Coba tantang dirimu untuk membuat rancangan blus dan gaun

eski aku tidak pernah bergaul dengan perempuan kantoran, aku yakin bis

skan pulang dan berencana meminum satu butir aspirin dan tidur hingga esok hari. Menangis dan mera

kit terhambat saat lagi-lagi, aku mendapat

s kamu datangi hingga malam." Aku membuka

"Kantorku di rumah ini. Aku bekerja di sini dan hanya mengunju

ak ingin bicara dan kamu salahk

alahmu yang mengira

merangkak naik. Sepagian ini aku menangis mengenang kisah kami dan tolong jangan buat aku menutup hari dengan perteng

dak seli

rcerai, kamu menyalahkanku yang tak mau mendengarmu! Mendengar apa? Kebohongan agar aku menjadi bodoh dan bisa kamu bohongi lagi?" Napasku semakin memburu kencang dan mataku berkunang. Kepalaku sungguh sakit dan berat. "Tak ada lagi yang h

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka