icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dear Ex and Mistakes

Bab 9 Sakit

Jumlah Kata:1002    |    Dirilis Pada: 02/03/2022

rnya kenapa bel

aku yakin itu suara Dimas meski kepala

nggu saja! Kalau tidak sabar, kenapa bukan kamu y

nang masih mengganggu keseimbangan pandanganku. Namun, aku

suara meski sangat lirih dan serak. Sia

elukannya. Ini tidak nyaman. Aku jelas mendengar suara wanita ses

egas. "Aku tak ingin kamu berc

idak enak badan, tidak usah bekerja!" Suara Dimas tegas dan lantang.

bekerja? Kamu siapa, seenaknya memarahiku dan memerintahku ini dan itu? Ini hidupku da

Enggan rasanya bicara dengan Dimas yang sok melarangku bekerja. Apa dia lupa, bagaimana ia keras melarangku untuk mengikutinya ke Surab

berdiri di ambang pintu kamar ini. Aku sudah bangun dan sekara

hu apa yang ada di pikiranku saat in

langsat yang menatapku dengan wajah datar dan raut tanpa minat. Tak lama, ia seo

tuhan tubuh, juga kelelahan menjadi pemicu kenapa tiba-tiba pingsan dan pusing. Saya beri r

kepada Dimas. Dokter itu pamit kembali ke klinik diantar Dimas entah

nya butuh aspirin dan istirahat." Aku mencoba bangkit dar

tapi sarat dengan amarah. Pria itu membopongku keluar kamar

dari pada harus berinteraksi dengannya lagi. Namun, ucapan Dimas yang mengatakan perempuan bernama Vanessa itu bukan istrin

ntu dimana beberapa orang datang dan mereka menghabiskan malam bersama. Aku tak tahu apa yang dimas kerjakan di

ak familiar dengan wajahnya. Meski usia pernikahanku singkat, hubunganku dengan Dimas berjalan cukup lama

obil Dimas berheti dan pria itu membungkus tiga porsi soto. "Kita

las kasihanmu," jawa

ndam amarah. "Aku hanya kasihan dengan orangtuamu jika anaknya ditemukan mati kelaparan."

panjangnya bersama perempuan sundal itu? Mengapa tidak menikah saja dan memuaskan hasratnya? Aku masih ingat seberapa semangat dan bergairah seorang Dimas Adjie saat

tan bercinta selalu menjadi saat yang kunantikan dan pelampiasan energi paling menyenangkan. Sayang, kondisi hubun

bat." Dimas tercenung sesaat, melihatku berlinang air mata dengan deras

ik mata, hingga tarikan Dimas terhadap tubuhku terasa. Ia merengkuhku dan memelukku erat. Ini tidak ben

. Kepalaku bersandar pada dadanya dan dapat ku

kamu makan dan minum obat. Selama

erpotensi besar membuat hatiku semakin hancur

sendiri. Aku bisa pindah k

geleng lebih cepat dan tegas.

ya kembali mengerat dan ia mengecupku singkat di kepa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka