icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dear Ex and Mistakes

Bab 5 Pertanyaan Dimas

Jumlah Kata:1176    |    Dirilis Pada: 02/03/2022

asih ada rasa

etuk pagar rumahku dan menyodorkan kantung plastik berisi menu makan malam. Se

ekahi makanan selarut malam ini." Mataku mem

mu," ucapnya lembu

perlu kamu ingat-ingat. Ingat ya, Dimas Adjie, kita sudah tak memiliki

au aku mau

ya. Demi Tuhan, Dimas masih merajai hatiku dan pria itu masih saja sama seperti dulu. Mendekati wanita saat sudah memiliki wanita lain s

angat lama, sejak kami SMA. Aku menunggunya hingga ia lulus kuliah dan kami menikah. Aku tak kuliah seperti dirinya. Selama empat tahun saat Dimas menjadi mahasiswa, aku mengikuti kursus jahit dan bekerja di sebuah konveksi sebagai pe

n bulan. Aku tak menyangka jika berumah tangga bersama pria i

ik dan mudah baginya mencari wanita baru, yang lebih cantik dan menarik dariku. Sedang aku, sendiri dalam kesunyian dan hampa hati. Hanya peny

am pernikahanku, aku mendapatinya berkencan dengan wanita lain dan mereka berciuman. Aku yang banting tulang demi membantunya mengarungi rumah tangga, justru mendapat

nya selesai kurang dari dua minggu. Bu Rahma menghubungi gadis itu kemarin dan memintanya datang pagi ini untuk fitting. Jika p

dan melahap dengan cepat. Saat membuka pintu dan bersiap pergi, pergerakanku terhenti. Ada mobil D

naknya parkir di depan pintu orang. Aku menyingsingkan lengan jaket yang biasa kugunakan untuk berkendara, la

tepat di samping benda itu, kaca mobil terbu

empuan yang ingin kamu goda. Tak tahu malu. Pergi!" Aku mengusirnya dengan wajah marah. Emosiku seperti ingin meleda

terlalu lama menunggu. Aku tak peduli. Aku punya harga diri dan tak

yang gemetar samar. Puji syukur karena Tuhan melindungiku selama perjalanan. Aku mengemu

case butik. "Air galon di rumah Mbak habis? Kayaknya butuh mineral banget, ya?" Aku memaklumi jika ga

utup botol yang sudah habis dan membuang di tempat sampah. "

Mbak lebih banyak di dalam rumah al

an memancing interaksi kami.

terhadap kehadiran Dimas yang tiba-tiba. "Susah sih kalau masih

tang perasaan, Mon. Aku yakin bisa membunuh rasa itu seiring waktu. Sekarang mungkin belum sepenuhnya hilang, tapi esok bisa saja sudah berubah menjadi netral, bukan?" Iya, bisa jadi dan tak ada kemungkinan yang tak mungkin. Perasa

terlamb

dengan Dimas sudah selesai dan hancur berantakan enam tahun lalu, Mon. Sakit banget rasanya lihat suami ciuman sama perempuan lain. Aku

itu, yang berciuman

beda. Wanita yang setiap malam ada di rumah Dimas, postur t

ia tipe pria yang mu

lu aku terima saja lamaran teman kantor bapakku meski usia kami terpaut jauh. Pria

k gak mau coba menjalin hubungan baru? Dengan pria yang kata Mbak dewasa itu? Menuru

ucapan Mona sesaat lalu. Menjalin hubungan baru? Dengan si

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka