icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rinai Hujan di Pagi Hari

Bab 4 Lebih Baik Jujur

Jumlah Kata:1965    |    Dirilis Pada: 01/03/2022

ar Kania sambil melongokkan

," sahut Da

nghampiri David yang tengah bekerja. Kania

a?" tan

ran Papi, Kani

er

a mau

s?" tanya D

a. "Memang Mirae

i Sa

lagi? Terus Kania

ekalian bantuin Papi

u pergi," ujar Kania samb

a? Sama

ut Kania. "Tapi sama s

ahu dengan siapa dia akan pergi. David sangat percaya Kania dapat menjaga diri dengan baik, walaup

rti. Kamu perg

. Nanti kalo sempet,

dateng. Jangan dipaksain juga," uj

Bos," le

jar David sam

kamar du

dah mak

da

lihat kepergian Kania dengan pandangan sedih. Sherly selalu saja mencari-cari kesalahan Kania, bahkan saat sedang makan bersama di meka makan. Karena itu, Kania mem

am dan menemukan dirinya sedang mengobrol dengan Sammy, terutama Melani. Kania mengambil ponse

ar Sammy lembut.

h, k

ah. Kenap

ya?" tanya

cuma lagi per

Kania gan

jujur," ujar Sammy. "Tapi kamu beneran nggak ganggu,

nya berit

a t

Kania bisa pe

n?" sel

mau ketemu

embila

di mana?" tanya

at biasa

ke

lani sambil meng

in dulu ya. Kak Melan

ke

mbukakan pintu. Dilihatnya Melani berdiri

us putih gua?!"

nggak boleh masu

gua nggak ad

" sahut Kania kesal

kembali ke kamar. Namun, Melani lebih ce

u Kania sambil m

elo kurang aj

k, sakit,"

lu di mana

eneran n

HON

ujar Dav

tangannya dari rambut Kania. Melani menundukkan kepala karena taku

a ribut

mbil blu

"Masuk kamar Kakak aja nggak bo

sama Bibi?" ujar

el

angan asal nuduh dan langs

a P

adaannya akan berbeda. Ibunya pasti akan membelanya dan menyudutkan Kania

arus bertanya pada salah satu ART, supaya David tidak makin marah padanya. Melani mendoron

eru Mela

sahut Ratih

p semua pekerja di sini. Sangat berbeda dengan Kania yang selalu bersikap ramah,

s putih yang b

dicuci Mbak,

ngan ambil dan cuci!

bawa ke ruang cuci, dan minta saya untuk cuci dengan

benar-benar lupa sudah menyuruh gadis itu. Namun, bukan

uci?! Saya kan nyuruh da

ingga Melani meninggalkan dapur. Ratih langs

am Ratih kesal. "Kenapa ngga

umi yang ikut mende

u harus sabar. Tapi

nanya. Malah akan bikin kamu makin kesal toh. Makanya lain kali, kalo

a B

*

egala hal yang menyenangkan berdua. Kania membuka selimut dan berlari ke kamar mandi. Dia harus bergegas keluar dari

longok dengan hati-hati untuk memastikan jika anggota keluarganya belum bangun. Ketika dilihatny

ia mau ke dapur sebentar, mau bikin sarap

au ke

Udah diijinin juga sama papi. Bibi

eluar sama

mengetahui jika dirinya menjalin kasih dengan Sammy. Dan tanpa diminta, S

gi ke mana?"

u Bi. Ema

Kemarin sore, Bibi denger kalo Nyony

ia sambil memeluk Sumi dengan erat. "Ka

selesai, Kania membawa roti yang sudah disimpan dalam wadah dan pergi meningg

aniel yang penasaran, memilih untuk menepikan mobil dan mencaritahu siapa yang sedang ditunggu oleh Kania. Tidak lama kemudian, sebuah mobil sedan berwarna gelap, melambatkan

dengan hangat. Daniel juga melihat bagaimana pria itu membimbing Kania dengan lembut menuj

*

nya Kania setelah bera

ujar Sammy lembut sambil mengg

n?" god

mu mau ke mana

Band

mu mau ngapa

ang," sahut Ka

eran mau

i nggak mun

?" sanggah

?" ujar

y melihat nama yang tertera di layar, dan langsung menempelkan jari telunjuk di bib

a M

..

di luar. K

..

ama papa. Ngapain Sa

..

berapa Sam mes

..

jam tiga, S

..

Sam pasti

..

atap Kania dengan perasaan tidak enak. "Sweetie, maaf, ak

enger kok. Kamu

ng ke pembukaan Mi

nya barengan aja. Kania

nggak jadi ke Bandung, api setidaknya kita

ermerek. Hari itu Kania mengajak Sammy untuk mengunjungi tempat yang menjual barang-barang bekas, akan tetapi masih bagus dan bahkan terkesan antik. Melihat kekasihnya te

ktu dan tidak menyadari jika jam sudah menunjukkan pukul setengah

. "Sekarang udah

pergi ya, supaya nggak ter

cukup jauh. Mereka masuk ke dalam mobil dengan napas sedikit terengah-engah. Sammy langsun

a turun di

i masih cuk

lanjut aja sendiri, biar

i melihat dirinya bersama Sammy, apalagi jika datang bersama-sama. Ketika jarak dirinya dan Mirae

hkan berniat menjadikan pemuda itu sebagai pendamping hidupnya. Namun, Kania juga tahu jika Sammy tidak memiliki perasaan yang

ur Daniel yang sudah b

ia berusaha menyemb

uru melihat kekasih hatinya

atap Daniel dengan pandangan kha

lang siapa-siapa, jika di itu pacar

mu tau kalo d

nggak sengaja lia

ilang siapa-siapa

aja, rasanya sangat tidak adil untuk kamu dan kayak kamu jika harus seperti ini, menyukai pria yang sama. Be

g semuanya membutuhkan waktu dan harus perlahan

u bisa memberitahu dan

rena saya yakin semuanya pasti baik

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Berkenalan dengan Daniel2 Bab 2 Bagaimana Kalau Saya 3 Bab 3 Bersama Sammy4 Bab 4 Lebih Baik Jujur5 Bab 5 Terbakar Api Cemburu6 Bab 6 Menikmati Suasana Baru7 Bab 7 Kesempatan Terakhir8 Bab 8 Perayaan Kecil-Kecilan9 Bab 9 Firasat Buruk10 Bab 10 Melani Mengamuk11 Bab 11 Melepaskan Sammy12 Bab 12 Mendapat Restu13 Bab 13 Usaha Terakhir14 Bab 14 Hari Pernikahan15 Bab 15 Meninggalkan Jakarta16 Bab 16 Berkenalan Dengan Mertua17 Bab 17 Rahasia Kecil18 Bab 18 Bulan Madu19 Bab 19 Kenyataan Pahit untuk Sammy20 Bab 20 Tersesat21 Bab 21 Hari-Hari Bahagia22 Bab 22 Jangan Ganggu Mereka!23 Bab 23 Telepon Tengah Malam24 Bab 24 Bekas Lipstik di Kemeja25 Bab 25 Ulah Licik26 Bab 26 Pertengkaran Pertama27 Bab 27 Nyaman Bersamamu28 Bab 28 Jin Joo Kembali Berulah29 Bab 29 Peringatan Daniel30 Bab 30 Siasat Baru31 Bab 31 Menjalankan Misi32 Bab 32 Usaha yang Selalu Gagal33 Bab 33 Hyeo Rim Mulai Bertindak34 Bab 34 Anniversary Pertama35 Bab 35 Dua Wanita yang Terbakar Cemburu36 Bab 36 Pertanyaan di Hati37 Bab 37 Perasaan Apakah Ini 38 Bab 38 Kabar Mengejutkan39 Bab 39 Rencana Busuk40 Bab 40 Salah Memilih Lawan41 Bab 41 Keputusan Daniel42 Bab 42 Penjelasan yang Melegakan43 Bab 43 Kecewa44 Bab 44 Menjadi Dingin45 Bab 45 Apa Yang Harus Saya Lakukan 46 Bab 46 Berbaikan47 Bab 47 Kembali Seperti Biasa48 Bab 48 Untuk Pertama Kalinya49 Bab 49 Kenyataan Mengejutkan50 Bab 50 Keributan Membawa Petaka51 Bab 51 Mengambil Keputusan52 Bab 52 Kembali ke Jakarta53 Bab 53 Bertemu Kembali54 Bab 54 Mencari Masalah55 Bab 55 Merangsek Maju56 Bab 56 Rahasia Masa Lalu57 Bab 57 Memberikan Jawaban58 Bab 58 Kenyataan Pahit59 Bab 59 Putus Asa60 Bab 60 Seperti Tidak Ada Harapan61 Bab 61 Bersama untuk Selamanya