icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rinai Hujan di Pagi Hari

Bab 9 Firasat Buruk

Jumlah Kata:1780    |    Dirilis Pada: 03/03/2022

k dapat tertidur dengan nyenyak karena memikirkan hari ini Sammy akan pergi bersama Melani untuk memberitahu

Dia memandangi hujan yang terus turun. Hatinya gelisah,

ia. "Dan semoga hujan berhenti, supaya re

yang sudah selesai mandi, keluar dari kamar dan turun ke bawah. Dia dapat me

g sedang sarapan sambil membaca koran. Kania men

pan?" tan

asih lama k

sarapan, Papi t

ke

mengoleskan selai, dia mendengar suara Sammy yang rupanya baru datang. Kania m

avid yang sejak tadi m

ia baik-

i kamu m

au di rumah aja

n-jalan s

rumah, baca buku di kama

ner

ng Papi m

aniel, tapi nggak jadi karena

au di ru

MIRAE sekalian nge

gitu Kania ke

sengaja tidak memberitahu David perihal tujuan Sammy mengajak Melani pergi. Tiba di kamar, Kania mengunci pintu

jemput Mel

lan. Udah gitu aku mau ajak dia

akan marah kok. Malah kalo boleh, t

ia temen aku juga, nggak mungk

nta tolon

apa, bil

us semua daftar panggilan kamu

Aku nggak

Kalo tiba-tiba dia ambil hape kamu te

pe segitu

ya aja sama

ikl

angan telepon atau kirim

gi?" sahut S

berjalan dengan lamcar, dan

Swe

membuat coretan di sana. Namun, semakin lama, hatinya semakin gelisah, apalagi suar

dan mengeluarkan botol berisi air dingin. Saat sedang menuang air, bunyi petir yang keras membuat Kania terkejut

ya Sumi yang data

ahut Kania denga

alkan dapur seperti orang linglung. Kania memegangi dadanya dengan perasa

nia saat tangan Dani

aniel yang khawatir me

as pecah tadi. Pikirannya langsung dipenuhi sosok Sammy dan Melani. Daniel yang melihat Kania kacau, membimbing

anggil Daniel

a T

nuang air, terus pas bunyi petir, n

ma

a T

el. "Oh iya, bole

elas dan menuangkan air, ser

ar Daniel sebelum

nia yang tampak ketakutan dan gemetar. Beruntung dia tidak jadi bertemu dengan pengacaranya dan memutuskan datang ke sini. Sejak tadi pagi, Daniel sedikit gelisah dan terus memikirk

h di bahunya. Kania memejamkan mata saat kepalanya bersandar di bahu Daniel. Perlah

ama firasat?" t

erlalu,

ya rasanya gelisah nggak keruan, seperti ad

u tegang mikirin Sammy yang

mbil menyentuh dada kiri,"Rasanya sakit dan s

asaan kamu sendiri. Percaya aja kalo Sammy

e arah jam dinding. "Seharusnya udah ada kabar

l mencoba menghibur. "Kamu mau pergi keluar? Siapa

n memandang sekeliling. Sejak tadi rasanya

ma Mami

Sherly saya nggak tau. Pas date

n rumah yang berbunyi dengan suara nyarin

gkat," uj

au," sah

nap

ak

an beranjak ke arah telepon unt

al

..

, ini den

..

tanya Daniel dengan

..

berjalan mendekati pria itu. Dia berdiri di samping

a keadaan

..

akan seger

a bersuara, Daniel menarik Kania dan memeluk gadis itu erat-erat. Daniel memejamkan mata dan m

" tanya K

dengan saya?"

a?" ujar Kania den

celakaan," sahut Daniel sam

njadi kenyataan. Kania mulai terisak dalam pelukan Daniel, dan perlahan berubah menjadi tangisa

umi yang tidak tega mend

erly perg

ketemu sama t

gin saya?" t

Tuan,

Sakit Umum di daerah Cisarua. Sammy dan Mel mengalam

membekap mulutnya sendiri.

"Sekarang juga saya akan ke sana untuk melihat mereka, dan aka

a T

kut," ujar

niel yang tidak ingin

ya

jaket dan barang-barang Ka

u sebe

mengambil jaket, tas, dan juga ponsel milik Kania, Sumi kembali ke baw

enimpa Sammy dan Mel, serta meminta David untuk segera datang ke sana. Selesai menelepon, Daniel mengemudikan m

mong ke Mel," gumam Kania sendirian. "Dan

jar Daniel sambil menggenggam j

nggak egois, dan biarin Sammy sama Mel,

Kamu nggak salah, karena mencintai Sammy

mang anak yang selalu baw

herly mengatakan hal serendah itu pada Kania. Jika dia bisa, akan dia bawa Kania keluar dari rumah itu, dan

tugas di meja informasi, Sammy hanya mengalami luka ringan dan patah kaki, sementara Melani masih harus menjalani perawatan intensif

aya salah satu kerabat pasien yang bernama M

edang menunggu kel

ya, Dok?" tanya Kania yang

enjalani operasi untuk men

dangannya kabur, dan lantai yang dipijaknya t

enahan tubuh Kania yang ambru

acak rambut dengan kasar, dan merasa tidak tahu harus berbuat apa. Jangankan Kania, dia sendiri pun merasa terguncang mendengar perkataan dokter

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Berkenalan dengan Daniel2 Bab 2 Bagaimana Kalau Saya 3 Bab 3 Bersama Sammy4 Bab 4 Lebih Baik Jujur5 Bab 5 Terbakar Api Cemburu6 Bab 6 Menikmati Suasana Baru7 Bab 7 Kesempatan Terakhir8 Bab 8 Perayaan Kecil-Kecilan9 Bab 9 Firasat Buruk10 Bab 10 Melani Mengamuk11 Bab 11 Melepaskan Sammy12 Bab 12 Mendapat Restu13 Bab 13 Usaha Terakhir14 Bab 14 Hari Pernikahan15 Bab 15 Meninggalkan Jakarta16 Bab 16 Berkenalan Dengan Mertua17 Bab 17 Rahasia Kecil18 Bab 18 Bulan Madu19 Bab 19 Kenyataan Pahit untuk Sammy20 Bab 20 Tersesat21 Bab 21 Hari-Hari Bahagia22 Bab 22 Jangan Ganggu Mereka!23 Bab 23 Telepon Tengah Malam24 Bab 24 Bekas Lipstik di Kemeja25 Bab 25 Ulah Licik26 Bab 26 Pertengkaran Pertama27 Bab 27 Nyaman Bersamamu28 Bab 28 Jin Joo Kembali Berulah29 Bab 29 Peringatan Daniel30 Bab 30 Siasat Baru31 Bab 31 Menjalankan Misi32 Bab 32 Usaha yang Selalu Gagal33 Bab 33 Hyeo Rim Mulai Bertindak34 Bab 34 Anniversary Pertama35 Bab 35 Dua Wanita yang Terbakar Cemburu36 Bab 36 Pertanyaan di Hati37 Bab 37 Perasaan Apakah Ini 38 Bab 38 Kabar Mengejutkan39 Bab 39 Rencana Busuk40 Bab 40 Salah Memilih Lawan41 Bab 41 Keputusan Daniel42 Bab 42 Penjelasan yang Melegakan43 Bab 43 Kecewa44 Bab 44 Menjadi Dingin45 Bab 45 Apa Yang Harus Saya Lakukan 46 Bab 46 Berbaikan47 Bab 47 Kembali Seperti Biasa48 Bab 48 Untuk Pertama Kalinya49 Bab 49 Kenyataan Mengejutkan50 Bab 50 Keributan Membawa Petaka51 Bab 51 Mengambil Keputusan52 Bab 52 Kembali ke Jakarta53 Bab 53 Bertemu Kembali54 Bab 54 Mencari Masalah55 Bab 55 Merangsek Maju56 Bab 56 Rahasia Masa Lalu57 Bab 57 Memberikan Jawaban58 Bab 58 Kenyataan Pahit59 Bab 59 Putus Asa60 Bab 60 Seperti Tidak Ada Harapan61 Bab 61 Bersama untuk Selamanya