Mengandung Bayi Bos
lihatanku gelap rasanya. Aku menundukkan kepala karena bulir bening mulai menetes sampai suara isakanku mungkin terdengar ol
ck siap
ing saat d
Abah mengguncangkan bahuku, tetapi aku hanya meng
bapaknya! Memangnya kamu tidur
r tidak tahu. Rima juga bukan anak seperti itu, Bah
udah merenggut keperawananku dan yang kutah
ai kamu ketemu siapa bapak dari anak dalam kandu
di mana?" Aku berlutut memegangi kaki Abah yang te
n tersungkur tak berdaya di lantai. Detik berikutnya, aku melihat kaki Abah
ahkan. Setelah air habis, dilemparkannya ember itu ke kamar mandi, lalu Abah berjalan menarik paksa lenganku ke luar rumah d
orang yang lewat memandangiku terheran-heran dalam
*
rimar. Entah kenapa Almarhum
nihil. Tak ada sedikit pun serbuk kecantikannya menurun padaku. Te
tahun lalu karena kecelakaan. Lalu, hidupku tiba-tiba ber
dang merapikan kamar untuk tamu yang akan menginap, tiba-tiba pintu kamar terkunci. Kukira it
ap saat ada yang memelukku dari belakang. Tidak mungkin itu N
Kita buat anak
e
? pi
angan yang sedang memelukk
mana?! S
k tanganku dan membanting tubuhku ke ranjan
aat dia menarik paksa kemeja kerjaku. Aku gemetara
luas. Jarak dari ranjang sampai ke pintu saja cukup jau
ku. Langsung saja
menyakiti pipiku. "Tu-tuan,
an membuktikan kalau aku tidak mandul!" Di
berkeringat serta ketakutan memenuhi seluruh pikiranku. Sesaat aku teri
tetapi dia tak menggubrisnya. Aku berusaha menggeleng-gelengkan kepala agar mulut
ku. Jelas karena keperawananku hilang begitu saja oleh lelaki yang mat
n untuk tamu yang sudah merusak sebagian hidupku itu. Aku menunggu
*
t bertemu pria yang tak kukenal serta tekanan saat berada sendirian di dalam kamar. Aku t
melukai keluarganya. Di desaku, semua mengenal watak
i seminggu berlalu. Aku masih sering muntah-muntah. Hal yang menambah keyakin
ahas, pelan-pelan dua garis merah memanjang. Pelupuk mataku memanas dan aku menahan isak tangis di kamar mandi. Aku mengatupkan mulut r
. Namun, terlambat. Abah tidak sengaja menemukan hasil testpa
mpuan? Aku khawatir akan masa depannya. Aku takut membuatnya malu karena terlahir sebagai anak tanpa na
tanggungjawabkan semuanya! Aku harus pergi ke hotel untuk
ampai aku m
ak atau pun menghindar. Aku akan menga
*
angat terik. Jadi, sebelum naik angkutan umum, aku berjalan pelan sambil mengeringkan baju.
kah aku akan menyelamatkan ana