icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mengandung Bayi Bos

Mengandung Bayi Bos

icon

Bab 1 Diusir Abah

Jumlah Kata:1020    |    Dirilis Pada: 01/03/2022

lihatanku gelap rasanya. Aku menundukkan kepala karena bulir bening mulai menetes sampai suara isakanku mungkin terdengar ol

ck siap

ing saat d

Abah mengguncangkan bahuku, tetapi aku hanya meng

bapaknya! Memangnya kamu tidur

tidak tahu. Rima juga bukan anak seperti itu, Bah.

udah merenggut keperawananku dan yang kutah

ai kamu ketemu siapa bapak dari anak dalam kandu

di mana?” Aku berlutut memegangi kaki Abah yang te

n tersungkur tak berdaya di lantai. Detik berikutnya, aku melihat kaki Abah

ahkan. Setelah air habis, dilemparkannya ember itu ke kamar mandi, lalu Abah berjalan menarik paksa lenganku ke luar rumah d

orang yang lewat memandangiku terheran-heran dalam

*

rimar. Entah kenapa Almarhum

nihil. Tak ada sedikit pun serbuk kecantikannya menurun padaku. Te

tahun lalu karena kecelakaan. Lalu, hidupku tiba-tiba ber

dang merapikan kamar untuk tamu yang akan menginap, tiba-tiba pintu kamar terkunci. Kukira it

ap saat ada yang memelukku dari belakang. Tidak mungkin itu N

Kita buat anak

e

? pi

angan yang sedang memelukk

mana?! S

k tanganku dan membanting tubuhku ke ranjan

aat dia menarik paksa kemeja kerjaku. Aku gemetara

luas. Jarak dari ranjang sampai ke pintu saja cukup jau

ku. Langsung saja

menyakiti pipiku. “Tu-tuan,

an membuktikan kalau aku tidak mandul!” Di

berkeringat serta ketakutan memenuhi seluruh pikiranku. Sesaat aku teri

tetapi dia tak menggubrisnya. Aku berusaha menggeleng-gelengkan kepala agar mulut

ku. Jelas karena keperawananku hilang begitu saja oleh lelaki yang mat

n untuk tamu yang sudah merusak sebagian hidupku itu. Aku menunggu

*

t bertemu pria yang tak kukenal serta tekanan saat berada sendirian di dalam kamar. Aku t

melukai keluarganya. Di desaku, semua mengenal watak

i seminggu berlalu. Aku masih sering muntah-muntah. Hal yang menambah keyakin

ahas, pelan-pelan dua garis merah memanjang. Pelupuk mataku memanas dan aku menahan isak tangis di kamar mandi. Aku mengatupkan mulut r

. Namun, terlambat. Abah tidak sengaja menemukan hasil testpa

mpuan? Aku khawatir akan masa depannya. Aku takut membuatnya malu karena terlahir sebagai anak tanpa na

tanggungjawabkan semuanya! Aku harus pergi ke hotel untuk

ampai aku m

ak atau pun menghindar. Aku akan menga

*

angat terik. Jadi, sebelum naik angkutan umum, aku berjalan pelan sambil mengeringkan baju.

kah aku akan menyelamatkan ana

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka