Dia Bukan Milikku
dikenal dengan Prokimal yang terletak di kawasan Kotabumi Lampung Utara. Prokimal merup
pasi dalam berbagai lomba yang digelar oleh kesatuan. Baik sekolah negeri maupun swasta, semua sekolah yang berada dalam wilayah Prokimal merupakan sekolah bina
i dewan juri mengumumkan para pemenang lomba. Diluar susunan acara yang berjalan, aku sengaja menyiapkan sejumlah uang dari kantong pribadi untuk para pemenang. Meski jumlahnya tak seberapa, tampaknya mereka sangat gembira dengan pemberianku, bahkan seorang siswi bernama Lita pemenang juara sa
i lingkungan AL. Kali ini aku dan anggota lainnya bertugas ke lima sekolah sesuai pembagian dari komandan. Di beberapa titik kami menemukan siswa berada di luar sekolah pada jam sekolah. Siswa tersebut dibawa ke markas untuk dimi
nya memilih beberapa kelas secara acak. Kelas pertama yang kami masuki aman, tak ada siswa yang membawa barang yan
el dengan judul Suami Negeri Dongeng. Anggota tersebut memberikan buku i
ernah kukenal. Oh iya, dia siswi yang menang lomba puisi kemarin. Lita namanya, putri dari Serma Tamam yang rumahnya tidak jauh dari markas.
at keliling wilayah Prokimal. Dari giat inilah aku banyak mengenal orang di wilayah i
iswi yang mengamuk meminta bukunya dikembalikan. Saat itu hanya ada bu Midah, petugas kebersihan mess dan Prak
disini! Orang baru aja kok banyak gaya. Belum tau aja dia, siapa sa
ada Letnan Imam, atau mbak kembali
s ada dirumah saya malam ini." Uc
ni keluar dari dapur ketika dia marah-marah. Aku tersenyum geli, boleh juga nyalinya anak itu. Mess yang aku tem
pa kan, Ri
apa-apa Ndan!
salah kok, masa anak sekolah bawa buku vercuintaaan, ha
ngembalikan buku
na. Nanti saya mau ajak kenalan aja, saya ma
k enak mau ngasih pelajaran ke anak perempuan kaya gitu. Kalau
*
umah pak Tamam, bapaknya Lit
aikum." Aku
kenal dan dia terlihat kaget ketika mengetahui tamu
aknya?"
itu mempersilahkan aku masuk
nemuiku, aku memberinya horm
main kerumah saya
Kebetulan rumah pak Tamam dekat dari mess jadi disini dulu y
liau seorang prajurit yang berani dan setia pada NKRI, terbukti dari ceritanya
ang jadi tentar
ng menjadi tentara sama sa
a Pak?" tan
saya rasakan dulu. Biar jadi orang biasa aja. Tapi saya selalu m
nda setuju. "Bapa
an perikanan. Yang terakhir masih SMA, yang tadi bukain pintu, sekarang malah dikamar aja gak keluar.
ucapku dengan suara agak besar
uisi di markas. Dapet duit lima puluh ribu, minta tambahin ibunya buat
jaran?" ak
mua. Katanya buat refreshing kalau suntuk habis belajar. Bukunya tebal segini."
li ya!" aku
au ingin sesuatu dia berusaha dulu, duitnya terkumpul bisa dibeliin langsung,
nyata uang pemberianku kemari
Pak, Bu, sudah malam saya pamit. Terima kasih jamuannya, salam untuk Lita."
datengin ke rumahnya gak berani menemuiku. Okelah kala