Dia Bukan Milikku
ngkin inilah yang disebut dengan kematian. Aku
kering di bagian belakang b
g mengelupas, Dok,"Sua
kulitnya mengelupas."
seperti d
ita balikkan ya.
nganku diolesi salep d
iatin mukanya, Dok. N
a hari ini pakai salep ini. Wajahnya juga iritasi, paparan matahar
nya ganteng lho, tapi sa
berada saat ini. Apakah kedua orang ini adalah malaikat Munkar dan Nakir yang bertan
ahku. Ada hembusan nafas yang aku rasakan di bagian leher dan dagu. Dengan sekuat te
anita itu be
asakan perih sekujur tubuh
skop di dadaku, "Pelan-pelan ya, Pak. Paru-parunya belum normal. Coba tarik nafas pelan, hembuskan pela
p?" itu kata-kata pertama yang ku
aya koas Utami yang bertanggung selama pengobatan anda. Dari ini Mas Anton per
saya pikir sa
il menyodorkan sebuah cup salep. Aku hanya mengangguk pelan. Wajah cantik itu kembali mendek
. "Sementara tidak usah mengenakan pakaian dulu ya, ini pakaian khusus untuk luka bakar y
? Rasanya tubuh sa
empat tidurnya bisa dit
yaku sambil menunjuk selang ok
kalau sesak di
apa lama s
pukul 08.20. Bapak tenggelam ketika latihan, alhamdulillah s
arir prajurit taifib. Seandainya aku meminta izin terlebih dahulu pada bapak dan ibu, mungkin kejadiaan ini tak menimpaku. Aku ingat ketika mendaftar AAL dulu, doa dan semangat bapak ibu membuatku lulus
gala musibah pasti ada hikmahnya. Saat ini gagal, besok masih ada kes
keluar." Kata perawa
Saya akan berjaga disini men
boleh keluar
an memberikan izin kapan seorang pasien bol
sudah melihat keadaan sa
ertama yang saya tangani. Saya diberi tanggung jawab dari dr. Bud
tok ...
ka sedikit,
. "Bu, maafin Imam." Tubuh kekarku yang lemah dipel
lam masa penyembuhan dan bisa kembali seperti sebelumny
a kasih telah me
enyum dan pamit undur
gan segenap jiwa meminta maaf atas se
ng kamu sel
kanya Imam sengaja menghindar dengan ikut seleksi taifib. Tapi ternyata tes taifib itu perlu izin dan doa restu bapak dan ibu yang tidak Imam minta sebe
an jodohmu. Masih banyak gadis lainnya yang bisa kamu nikahi. Jadilah lelaki yang tangguh, jangan mau diremehkan peremp
i Kertosono waktu itu, kamu belum
lau sudah menikah. Imam tau dar
nja tas mewah. Ternyata tas itu adalah ungkapan minta maaf ibunya untuk ibu k
n terima kasih pada ibunya Resti
sama Laila temennya Kartika. Siapa tau kamu ada jo
nikah dengan kowal lho, dikasi
tuanya sambil tersenyum. Ternyata Imam sedang patah hati, bi