Dia Bukan Milikku
knya Kolonel Teg
k salah Serda Resti itu baru sembuh, kemarin mabuk ham
s kasar, kecewa ini su
kenapa kamu menitipkan salam untuk kedua orang tuaku, kenapa kamu menje
i kau juga telah menghancurka
h memaksaku untuk mengikuti kemauan mereka, apa yang aku pilih mereka me
angkalan Utama TNI AL V mengisi apel pagi hari ini. Langit cerah namun tidak dengan hat
i hormat padaku lengkap dengan senyu
rmatnya, "Selam
choco lava lho, kita m
melihatku dengan anaknya yang telah menikah duduk di pinggir lapangan berduaan. Terima ka
kemarin. Sekarang sud
enak nih." Aku hanya menatap kosong ke arah box y
a kali, namun rasanya
menikah. Kenapa m
kaget, kemudian
khianatiku? Aku juga tak tahu bakalan tugas lebih dari setahun disana, kamu juga seorang prajurit, jadi seharusnya tahu panggilan negara untuk bertugas. Ta
rin aku sudah minta izin pada bapak dan ibuku untuk menikahimu. Sekarang kamu telah memberikan harapan palsu padaku dan mematahkan harapan kedua oran
aku menyerahkan box koso
kan. Berbakti dan setialah pada suamimu. Tolong jan
i menangis, "Mas, aku bisa jelaskan semua
ai komandanku. Jadi tolong, jauhi aku. Jangan temui aku lagi!" Aku melepaskan ta
"pak, terima kasih infonya tadi. Kalau pak Diman gak ngasih tahu saya, mungkin saya akan dihukum Kolonel Teguh karena ngedeketin anaknya yan
enyataan pagi ini sudah terlalu pahit untuk saya!" se
tampak ramai, "lah ini
apa
us Ritonga minggu depannya, kita
t ya. Kok da
lalu, pas kebetulan kamu baru datang y
laksa
u kapa
endrik
minggu lalu, kamu la
ah betah di Lebanon. Tak kira gak
sama orang L
gan membuatku lupa deng
? Jangan jadi juara be
leksi taifib, siapa mau
taifib tapi dah terlanjur ngelamar an
ruangan, "Yang sedih k
ha ...
kurindukan selama tiga
*
san Pak Diman padaku, Suryo yang terlihat sibuk mengumpulka
pada Kolonel Teguh bahwa sa
el Teguh kok tiba-tiba ngajak golf. Ada maunya pas
minta maaf at
in bergabung bersamamu di kor
l keputusan dala
ka masih berada disini. Jalanku masih panjang, masih ban
iapkan, semoga pilihanmu ti
nin besok seleksi akan dilaksanakan, persiapan fisik dan mental aku lakukan bersama teman seperjuangan. Sebisa mungkin melupakan semu
aksud, dari kejauhan terlihat mobil komandan mende
berikan hormat padanya,
"Selamat pagi, Letnan. Perkenalka
lu segera menyala
mereka duduk di kursi belakang, aku yang membawa peralatan golf Kolonel berusaha me
panjang permainan hingga Irvan memberikan sticknya padaku, "M
knya, kudengar Kolonel Teg
bola kecil itu mel
." Suara Kolonel Teguh penuh penekanan. Irva
a menunggu di pinggir lapangan. B
p, N
karang istrinya minta ditemani belanja. Apa ibu komandan belanja bersama Resti, aku dis