BELENGGU CINTA MANTAN
i lagi?" tanya
sempat mencolek pipi mulusnya Andini. Colekan itu sukses membuat wajah Andini merona merah.
nyandarkan tubuh kekarnya di sandaran kursi dengan mata menatap tajam ke arah Andini yang juga sedang mena
tidak tahu malu sudah merindukan sosok itu sejak mereka bertemu lima hari yang lalu. Tiada hari yang terlew
pergi dari sini." Andini berlalu ke dapur tanpa menunggu jawaban dari Ardi. Percum
ir yang beralaskan piring kecil. Ia lalu meletakkan di depan Ardi duduk. Andini k
iring kecil, lalu meminum kopi langsung
yang membuat kopi." Mata Ardi sampai terpe
alon istrimu!" Andini berkata sambil berusaha
meletakkan piring kecil yang sudah kosong di atas meja. Mata elangnya kemudi
n Bang Hendra kala itu." Andini mengungkapkan isi hatinya dengan mata yang berkaca-kaca. Rasa marah yang ada untuk pria di hadapannya itu, hilang tak
dongkan tubuhnya ke depan dengan bertumpu di atas lengan yang diletakkan diatas kedua kakinya. Jarak wajah mereka hanya te
k mengungkitnya lagi." Tegas Andini sambil mengusap wajahnya kasar. Kedua tangannya saling meremas di atas pangkuannya, menahan peras
lalu menyambar jaketnya yang tergeletak begitu saja di kursi. Kemudian, tanpa melihat Andini lagi, pria yang semakin tampan itu melangkah dengan santai ke
imbang. Ia lupa akan Ardi yang sudah mencampakkannya begitu saja setelah menghisap madunya. Ia lupa kalau Hendra suaminya tidak pernah mengungkit tentang dirinya yang
pulang ke rumah di akhir pekan. Andini bahkan tak tahu malu terus berharap Ardi akan mengunjunginya lagi d
yang membuka pintu rumahnya. Sudah sebulan
ima tamu tampannya itu setiap kali datang. Entah sengaja agar Andini tertarik kembali padanya atau memang Ardi sudah berubah sikap
ertemu, rasanya sudah setahun lamanya," rayu Ardi sambil
dini yang tidak menyangka akan di
tangannya di depan dada sembari menatap Andini deng
anya, tak sanggup rasanya ia menahan gejolak di dadanya yang sangat ingin mel
merengkuh bahu mungil Andini dan membawa ke dadanya yang kekar. Seo
emakin mendekapnya erat. Bahkan, Andini merasakan ciuman pria itu di pucuk kepalanya, membuat Andini berg
ndu, saling mendengarkan detak jantung yang semakin berdegup kencang dengan
ncang dari seseorang yang tiba-tiba mu
t melepaskan diri dari pelukan Ardi. Jantungnya hampir copot dari ronggany
wajah pucat pasi. Ia benar-benar tak menyan
ni, tanpa menyuruh orang untuk mengawasi. Ini buktinya, aku langsung melihat apa yang kamu kerjakan dengan laki-laki bajingan ini!" bentak Hendra dengan marah kepada istrin