BELENGGU CINTA MANTAN
erdekatan dengan pintu ruang tamu kecil itu sangat memungkinkan ia mendengar suara ketukan yang cukup keras itu. Buru-buru And
? Gak saba
membuka kunci pintu rumahnya. Andini hampir saja terjatuh sak
hun berusaha untuk ia lupakan. Tanpa disadari, bibir ranumnya sedikit terbuka, saking
bariton Ardi menyadarkan
ki itu pun masih gondrong, tapi dengan potongan yang lebih rapi. Masih memakai baju kebesaranya, kaos putih dan celana jeans model sobek-sobek serta jaket
kembali bicara begitu wanita di
ungnya kembali berdegup kencang seperti dulu. Teru," jawab Ardi denga
g pergi dari sini!" Andini berkata ketus, lalu bersiap menutup pintu rumahnya kembali. Nam
pintu, kemudian dengan santai melangkah masuk. Andini yang terdorong ke b
menyenangkan istri muda secantik kamu, ya?" Ardi mengedarkan pandangannya ke s
lum aku berteriak, ya!" Andini mengancam deng
i sana!" Ardi menunjuk lewat jendela ya
adanya berdebar keras. Ia takut Ardi akan berbuat seperti dulu lagi. Air mata pun tanpa disadarinya mengalir di p
" Ardi melangkah mendekati Andini yang masih berdiri di dekat pintu. Pria itu kemudian berhenti melangkah tepat di hadap
k ada kata yang terucap dari bibir merah seperti bunga mawar itu, han
lagi." Ardi menepuk bahu wanita yang sudah dit
*
u rumahnya masih tergugu menahan tangis. Hatinya berkecamuk, menahan cinta yan
bukan lagi Andini yang dulu. Kini ia adalah seorang istri dan seorang ibu, tapi kenapa perasaan itu masih saja sama. Cinta yang mendalam untuk pria yang jelas
*
gung istrinya yang sejak ia datang sore tadi tamp
u butuh kehangatan darinya. Biasanya, Andini selalu merespon sentuhan dari suaminya itu. Namun, sejak bertemu kembali dengan Ardi dua har
menjaganya." Hendra mencium rambut istrinya penuh kasih sayang. Andini meme
mendekap mulutnya, ia takut suaminya akan mendengar isak tangisnya. Untung saja kemudian, Hendra bangkit
pun kali ini dengan perasaan yang berbeda, Andini tetap melayani keinginan suaminya. Ia memaklumi karena pas
a setelah menuntaskan olah raga
jawab Andini yang sebenarnya masih sangat mengantuk. Rasanya
Hendra mencium kening istrinya
gitu Arjuna bangun dari tidurnya. Berlarian dan bermain bola di halaman rumah adalah yang paling disukai oleh si kecil karena ibunya tidak mau bermain seperti itu
akannya. Akan tetapi, mau bagaimana lagi, ia harus tetap bekerja di perusahaan yang sudah lebih dari sepuluh tahun bekerja di sana. Di usianya yang sekarang ini, sangat
akin aktif. Bocah berusia dua tahun itu, harus selalu diawasi Andini karena tangan kecil itu sering memegang apa
ukan di pintu rumahnya kembali terdengar. Hatinya lan
nolak. Rasa rindu untuk mantan kekasihnya itu masih sangat kuat, mengalahkan logikany
ndini semakin gugup dan yakin bahwa yang datang adalah Ardi. Hany
Wanita itu sampai melongo heran mendengarnya. Seolah-olah rumahnya itu bebas untuk keluar masuk ba