BELENGGU CINTA MANTAN
, aku akan jelaskan." Andini dengan air mata ya
elaskan apa-apa!" Hendra mengibas tangan
anggil warga untuk menyeretmu keluar!" Hardik Hendra dengan tel
Andini. Hendra menatapnya dengan geram. Ingin rasanya, ia memukul laki-laki yang mengganggu istrin
inya yang tadi mau saja dipeluk oleh Ardi. Harusnya, ia tidak memberi ruang untuk Ardi setiap kali datang. Harusnya, ia lebih t
i. Dulu, ketika ia mendapatkan Andini yang sudah tidak perawan, diam-diam Hendra menyelidiki siapa pacar Andini yang diakui istrinya itu pergi meninggalkannya
, Hendra marah besar padanya. Hampir tiga tahun bersama, suami
tap istrinya dengan sorot kecewa. Pria itu kemudian menghempaskan tubuhnya di kursi makan dengan kesal. Kepalan tanini. Aku sebenarnya tidak mau mengungkit tentang masa lalumu, kamu yang membuat aku terpaksa mengucapkan kata-kata itu." Hendra mengh
menyimpan sendiri rahasia dirinya yang sudah ternoda, kini sudah terucap dari mulut suaminya itu. Andini menjadi sangat malu. Hingga akhirnya, ia tak kuas
ya itu tampak terpukul oleh ucapannya tadi. Ingin rasanya ia memeluk tubuh mungil itu dan melupakan saja apa yang sud
untuk Ardi? Sehingga istrinya menerima begitu saj
mbil berusaha menahan air mata yang mendesak ingin keluar. Ia tak menyangka, tiba-tiba saja datang ba
engan riang. Sedari tadi bocah itu asyik bermain sendiri di kamar bekas neneknya dulu yang sudah ditata dengan ra
pi kedua tangannya. Hendra menghela napas panjang. Ia kemud
h tubuh mungil itu, menggendong dan me
u sambil tertawa geli oleh sisa
a berjalan masuk ke kamar Arjuna sam
tidak lama kemudian berjalan ke kamar mandi. Me
anya kesunyian yang ada. Tak ada siapapun di kamar itu. Andini bangun dari ranjangnya, menuju kamar tempat berma
ut lebih kencang ketika tangan sang istri memeluk pinggangnya erat dengan kepala yang menempel di punggungnya. Napas Andini terdengar memburu. Mencium lama punggung lebar suaminya. Hendra
l pelan. Ia tahu suaminya it
itu yang keluar
i. Itu yang pertama kami lakukan, Ardi tiba-tiba memelukku, saat itu Abang datang." An
nuhnya yakin pada kata-kata Andini. Berapa saat pun berlalu, y
saha menahan. Kemudian, ia bangkit dari tidurnya, berniat mau pergi saja dari kamar itu. Ia ingin melampiaskan tangis di kamarnya saja. Namun, tangan kekar itu menyambar lenganny
nya Hendra menatap tajam wajah cantik istrinya. Ia kemudian
ya yang satu mengusap air mata ya
e dalam pelukannya. Andini menumpahkan tangis di dada suaminya. Hendra membiarkan, hanya tangannya kemudian mengusap-usap punggung istri tercintanya dengan lembut. Meskipu