icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gairah Cinta Crazy Rich Muda

Bab 3 Pembicaraan Pernikahan

Jumlah Kata:1502    |    Dirilis Pada: 14/02/2022

lu naik bertemankan angin yang semilir menggoyan

, melaju pelan memasuki pintu pagar rumah Alira yang terbuka,

Bagaskara, duduk di kursi b

gera menemui calon besanny

sih menyandarkan kepalanya di sandaran mobil

yo

irih Satria, dengan wajah memelasnya, dengan harapan

mu akan suka sama Alira, dia gadis baik juga can

Azkia!" jawab Satria, masih dengan tampang memelasn

gan pendiriannya, sama sekali tak terse

begitu besar, ingin mendapatkan m

diri, membuatnya semakin yakin ingin seger

h kesini," lanjut Papa Bagas

ir Satria, mengacak rambutnya kesal k

nkan langkahnya mendekati Ayah Pras, segera

rmanisnya, sebelum mengalihkan pandangan dan menjatuhkann

erantakan seperti itu

asang senyum tipis merapikan rambutnya sesaat

Pras, segera mempersilahkan tam

ar, Alira masih menangis, masih s

kamarnya yang terbuka, beradu pandang dengan Bu

," lirih Bu Rani, mengayunkan lan

erih perasannya beradu pandang dengan ma

ria, kini terlihat pilu denga

suaminya, karena hutang budi yang

alas pelukan Alira yang berdiri

Alira, membenamkan wajah basahnya ke dalam pelukan ibunya, berus

tangis, seraya mencium puncak kep

ta maaf ya Ra...,

ia bersama dengan orang asing, bersama dengan orang yang nggak aku ken

u juga pernah bertemu dengan dia kan?" jawab Bu Rani

untuk bicara pun aku nggak pernah Bu..." lanjut Ali

ngin sekali lari dari rumah, meninggal

membuatnya tak berdaya untuk melawan, hanya bertahan

sa cintanya yang begitu be

irinya yang tak ingin menyandang status durhaka, yang tak pun

pada Allah, Ibu akan selalu berdoa untuk kamu Ra, di setiap sujud Ibu, Ibu nggak akan pernah lupa

sebelum beradu pandang dengan Alira y

sama Adam Bu, aku nggak mau..." lirih Alira,

ciptakan cinta, meskipun nggak sekarang, mungkin nanti, suatu hari nanti, di saat Allah sendiri yang memb

gai seorang istri, ibu yakin kalian berdua akan bahagia." Lanjut Bu Rani

Alira, dengan senyum tipis yang te

embawa Alira ke dalam pelukannya sesaat set

kkan hatinya, karena dirinya yang tak te

eberapa hidangan yang tersaji dia atas meja,

tak bergairah, bersebrangan dengan Ayah Pras yan

engedarkan pandangannya mencari keberadaan

an mungkin," jawab Ayah Pras, dengan tawa

unkan langkahnya keluar dari dalam ru

um tipis yang di ulaskannya, sebagai bentuk sopa

mua nya, mengalihkan pandan

ang dengan istrinya yang baru saja selesai

an," jawab Bu Rani, seraya mengayunkan langkahnya henda

gas yang di sambut dengan an

Mas Bagas nggak keberatan kita bisa mendiskusikan pernikahan anak kita tan

putra putri kita di percepat, karena aku sudah nggak sabar ingin s

l Satria men

ala Ayah Pras dan Mama Rani

pa sudah nggak muda lagi, jadi Papa ingin

i!" batin Satria frustasi, membuang pand

s?" tanya

gimana?" jawa

ndukkan kepalanya, memejamkan mata

melas Satria, mengalihkan pan

tiga Min

ercanda l

inggu

tria akhirnya, dengan rasa frus

lak rasa di hati, berusaha keras unt

kahannya bulan depan?" tanya Papa Bagas, dengan senyum

awab Ayah Pras, dengan seny

*

ng dan rembulan, karena mendung yang menggantung b

di atas ranjang selepas melaku

lah yang menguasainya, lelah akan tangisannya

, pasrah meskipun suram, p

to

tak membuatnya bergerak, han

saat setelah membuka pintu kam

ahnya, hendak duduk di te

dulu ya? sudah di tunggu ayah sama adik kamu di m

Alira masih memejamkan matan

Rani, membenarkan posisi tubuhnya, me

juga sudah menyetujuinya." Lirih Bu Rani, menahan buliran b

k merubah posisi tidur

u?" liri

lagi," jaw

memejamkan matanya dalam, menitika

k menyakiti perasaannya, karena harapannya yang

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka