Gairah Cinta Crazy Rich Muda
gu telah
dedaunan di bawah sinar mentari ya
c yang dikendarainya, melajukan motornya dengan kecepa
kit bahagia, setelah dua Min
ri luar kota, membuatnya tak sabar ingin segera bertemu d
semringahnya, menggenggam erat tangan seorang gadis cantik berambut
canda, bersama dengan Azkia, wanita pujaan hatinya, menik
lum sarapan," celetuk Az
embagi fokusnya antara jalanan
kan apa?" la
enyum menggoda dan kerlingan di matany
stir yang di kendalikannya, menepikan laju
Azkia, mengedarkan pandangannya ke sembarang a
an dulu," jawab Satria, mencondong
asihnya, tak membuat Azkia bersuara ha
bibir Satria, masih dengan tawa b
enegakkan kembali dudu
nya yang di buat mer
kan pelan aku muk
it Y
ak Y
iya Yank,
ucap Azkia s
u
bibir Satria, membulatkan mata Sa
Satria, dengan kerlingan man
keduanya, dengan perasan k
salnya mengenai perjodohan yang di paksa Papanya, ingin menikmati kebersama
*
afe
afe, sesaat setelah memarkirkan motornya dengan baik
ng dengan lelaki tampan pujaan hatinya yang
angat hangat, membuatnya lupa a
n kekasih hatinya, sudah berdiri d
a yang bergetar menahan tangis, kare
ahun, lelaki tampan pekerja keras, yang sudah menjabat sebagai Ma
ihat langkah Alira, setengah berl
u?" bisik Adam, dengan tawa Renya
engangguk pelan, dengan isakan tan
an helaan nafas di bibirny
engan intonasinya yang sangat l
uara, hanya terisak, menggelengka
at kangen sama kamu," jawab Alira, masih
di lihat orang," ucap Adam, me
menyeka aliran air mata di pipi kekasihnya, men
tambah jatuh hati deh si Adam sama kamu," lanjut Adam, setelah m
tangis di bibir Alira, me
Alira, mengarahkan kekasihnya itu untuk dud
a aku ya?" ucap Adam, sesaat setelah duduk di seberang
a, menyeka sisa air matanya,
am yang di jawab dengan an
an senyum di bibirnya, menyuapkan sesendok makana
bersuara, hanya mengulaskan
beradu pandang dengan Al
gan binar cinta di mata ted
asa yang begitu sakit, membayangkan diri
penghuni hatinya, yang paling me
atin Alira, menundukkan
kuasa, untuk menceritaka
a kelu, selain karena dirinya yang tak ingin menya
an intonasi lembutnya, meletakkan s
Alira, seraya menekuk kedua tang
alanya, beradu pandang dengan Adam yang menghela
senyum tipis dibibirnya, mendesirkan hati Alira, sed
yeka air matanya cepat, sebelum menggerakkan tangan
saha bersabar dengan keingintahuannya ya
a kamu nggak tahu gimana perasaanku saat ini? kangen," kilah Alira, be
o Ra aku di luar kota!
kan pelan tangan Adam, melepas
ngalihkan pandangannya dari Adam
ngan marah dong.
u nangis begini," lanjut Adam, mencoba untuk menebak
u a
.., jadi bawaannya kepingin nangis, ke
ibir Alira menyeka si
serius ini!" lan
ens, sudah di bilangin
tu..., memangnya kamu cinta banget ya sama aku?"
dik
eh Adam, menyeruput minumannya s
andeng tangan Azkia, mengayunkan langkah bersama menuju k
narik salah satu kursi kosong
wab Azkia, dengan senyum mengemban
embelai puncak kepala Azkia. Hendak mengayunkan
engalihkan pandangannya ke ar
yang di pakainya untuk menga
hat nama yang tertera di l
," pamit Satria, segera berdiri dari dud
enggeser layar ponselnya, meneri
ana
sama teman
nomor teleponnya ya, kamu telepon dia," jawab Papa
ain s
mu pendekatan sama Alira, itung-itung pertemuan pertama kalian setelah lamaran! agar kalian bisa lebih dekat lagi se
a!" batin Satria, menahan rasa kesal di hatinya, sera
omornya ya? undang dia
mmm
mm a
atria, dengan rasa fru
! baik-baik kamu sam
mmm
apa serius ini! kamu harus
ya Pa! iya!"
it Alira, seraya berdiri dari du
kan langkahnya cepat, menuju kamar mandi, me
cap Satria, masih berdiri di tem
t langkah wanita yang t
eponnya, tak mengalihkan pandangannya dari Alira yang t
hkan pandangannya ke arah Azkia yang terlihat t
lorong toilet, hendak menemui Alira
menit k
atria, berdiri di
yang membuka pintu kamar mandi, me
disini?" batin Alira ta
gan perasaan gugupnya, merasa
tria, masih dengan wajah datar
a a
apa, nanti sore jam enam kamu si
bisa," to
ria, merubah sorot matanya
elaan nafas di bibir Alira, hanya terdiam, se
," jawab Alira, dengan soro
belum terhenti karena cekalan tan
hanya menuruti keinginan Papa! jadi jangan bersikap seolah- olah aku
engan Alira yang ter
l Azkia, menyenta
amaan dengan gerakan kepalanya yang menoleh, beradu pandang
kamu?" ta
sam