Gairah Cinta Crazy Rich Muda
an Papa B
itu indah di pandang mata, karena langit yang telah menggelap
ya yang terlihat luas, tak mengalihkan pandangannya d
membaca beberapa file yang di ki
, hanya sesaat karena suara pons
a meraih ponselnya tak mengalihkan
layar ponselnya, segera meletakkannya di tel
dari dalam ponselnya, menyentakkan hat
ja...," jawab Satria, dengan kekehan di
ng pramugari yang selalu si
da apa?" t
ia yang di sambut kemba
uk Satria, tak ingin wanita yang dicintainya
afnya, untuk menghilangkan ras
mbil alih perusahaan Papanya, terlihat sangat ding
asihinya, termasuk kekasih hatinya, apapun pasti akan dia usa
ng telah Satria habiskan un
ihkan pandangannya ke arah p
skara, sudah berdiri tegak di balik pin
agas, mengayunkan langkahnya
cap Satria kepada Kia, segera memutus
atria, meletakkan ponselnya
ap Papa Bagas yang di sambut deng
, sesaat sebelum meletakk
engan Papa Bagaskara yang mengayunkan langkah he
at," ucap Papa Bagas men
ah Pa, nanti satu sat
ingin Papa meninggal
?" protes Satria, merasa tak
belum siap, kamu bisa menikah sama wanita lain selain pacar
nya sama Azkia, nggak mungkin aku nikah sama
naknya Alira untuk di nikahkan sama kamu!" lanjut Pap
etak sangat cepat, sama sekali ta
n jadwal kamu, dan Papa akan menyiapkan semuanya," tamb
ang arah, sama sekali tak bisa percaya
Satria, kembali mengalihkan
apa sangat ingin be
k keinginan Papa itu?" protes Satria, dengan deru na
a yang nggak masuk akal
rung Papanya, dengan pandangan m
ahi Azkia," ucap Satria, dengan intonasi liri
ndangan Papa B
a, kalau kamu nggak mau menikah sama Alira, apa kamu tahu betapa sedihnya Papa
ati Satria kembali membuang p
satu di antara dua orang yang sangat dicin
bersama dengan Papa di sini Ya, pasti kamu mau menikahi Alira demi kebahagiaan Papa," gumam Papa Ba
a yang membuatnya merasa bersalah, menjadi anak durh
cap Satria, mengalihkan pand
kah sama Alira saj
ainya Pa! aku sudah punya Az
afasnya pelan kare
ak ingin membahagiakan Papa?" ucap Papa Ba
! Minggu kan? kita akan datang ke r
n keterpaksaan menatap lekat manik
n?" tanya Papa
anya mengangguk lemah membuang
ih ya?" ucap Papa Bagas, menepuk pela
ita makan malam bersama," lanjut Papa Ba
b Satria, menatap kepergian Papanya sebel
tria kesal, kembali menegakk
kan berantakan, memikirkan kisa
*
i Minggu yang tak pernah di tunggu pun tiba, Terlihat Alira, duduk terdiam
is di wajah cantiknya, dari pantulan kaca rias yang ada di depannya, dengan bibirny
ya mengalir, membasahi pipi putihnya menghil
bergetar, tak ingin
ya kepada kedua orang tua yang sangat di sayanginya, kedua orang tua yang tela
e arah ponselnya yang bergetar di a
snya yang semakin pecah membaca nama yang te
n pandangannya, semakin membuat bibirnya
ayar ponselnya, dengan suara paraunya menjawab pan
ya? ada apa Ra? cerita sama aku," ucap Adam, den
as membasahi pipi hingga ke bibirnya yang ber
nya menjadi kelu ingin sekali terisak dan berte
ada masalah ap
mu...," jawab Alira akhirnya, dengan
menepuk pelan dadanya ingin mengurai r
jawab Adam, menciptakan se
alan-jalan berdua, kamu ingin kemana?" lanjut Adam, den
membuatku menyesal karena tak bisa berada di sam
ncintai kamu...," jawab Alira dengan suar
ya pelan ingin bisa bernafas, karena rasa sakit di hatiny
intai kamu Saya
lan teleponnya, untuk melanjutkan t
lagi lembur, banyak pekerjaan yan
lirih
lepon lagi," bujuk Adam yang di sambut dengan
mampu merangkai kata untuk me
pakainya, meletakkannya di atas me
ya yang terluka dalam, di tambah dengan rasa bersalahnya yang sangat b
rajutnya begitu indah penuh tawa dan kebahag
membangun sebuah rum
aannya yang mencinta, menghancurkan impiannya bersama Adam, lelaki
sam