Gairah Cinta Crazy Rich Muda
kan semilirnya angin menggoyang dedaunan yang ada
eluarga, sanak saudara dan juga teman-
juga Alira yang akan di langsungkan secara
un, dengan kebaya putih tulang, di lengkapi d
agah dan rupawan, menggunakan setelan jas putih pengantin
n emas seberat 20 gram, beserta seperangkat alat sholat dibayar tunai". Ucap Ayah Pras, dengan degup jantungnya yang tak karuan, menjabat tang
g di penuhi dengan riasan, menahan rasa sakit di hatinya k
batin Alira, be
but di bayar tunai," Jawab Satria, berusaha semaksimal mungkin menjawab ijab qobul yan
ndukkan kepala menahan Isakan tangisannya
, kekasih hatinya bersamaan dengan suara Sah yang
., aku mencintai kamu, sampai kapanpun, sampai na
at pandangannya berkunang-kunang mene
kik kompak sem
eka karena tubuh oleng Alira
ikahannya, menciptakan tangisan den
nya, bersamaan dengan orang-orang yang t
rinya bersamaan dengan Satria yang ikut panik dan k
rus bertanggung jawab di dalam kehidupan istri barunya, hanya untuk
as, dengan kepanikannya yang menin
berlari disusul dengan Bu Rani, Ayah Pras dan juga Aksa yang ber
satu saudaranya, berusaha untuk tenang di antara kepanikan yang t
rlihat Adam, duduk di kursi t
ak mengalihkan pandangannya da
gan ulasan senyum di bibirnya me
gannya yang lebih awal, membuatnya senan
api rasa rinduku sudah seperti ini," gumamnya pelan, membela
jut Adam, sebelum tertaw
ya di sela senyumnya, seraya mengedarkan pandangannya ke
ena suara dering pon
etelah menggeser layar ponsel
at sebagai Manager keuangan di perusahaan
angan dari CEO perusahaan
alik bertanya dengan pan
pengganti Pak Bagaskara, nanti malam j
da undan
ntor cabang dan pusat dapat
ip," lanjut Anton dengan tawa
ya?" jawab
angkat bersama, kebetulan hot
a deh," lanjut Adam sebelum tert
saja! aku nggak mau jadi obat
ku kenalin
punya teman kencan, kita kencan bersama sek
!" jawab Adam
sana nanti dapat gandengan," lanjut Adam, sebelum memutus panggilan tel
*
ba untuk membangunkan putrinya yang terus s
kaki putrinya, ditemani dengan suami, Aksa, menantu dan besannya
sudah meneleponnya?" tanya Papa Bagas, masih deng
sebelah Papanya, sebelum mengalihkan pandangannya
Ibu seperti ini," lanjut Bu Rani, masih den
tol minyak kayu putih yang di
menutup matanya enggan menjawab kalimat ib
n melihat kenyataan barunya sebagai seoran
iti hati dan perasaan kekas
begitu besar, bahwa ini hanya sebuah mimpi dan
emakin dalam dia memejamkan mata, semakin terdengar suara panik ibunya
buliran bening yang tersimpan di
n dengan satu isakan tangisnya yang me
g, dengan pandangan mereka y
Rani, menyeka air matanya cepat, sebelum
n istirahat," jawab Alira, dern
hati Bu Rani yang semakin berkembang, membuat
dengan air matanya yan
ng, menyeka air matanya cepat seraya b
mu istirahat saja dulu," ucap Aya
hanya mengangguk pelan denga
lira ya Sat?"
ena panggilan menantunya, segera mengayunkan langkahnya k
dan Ayah Pras yang be
pa Bagas, masih berdiri di tempatn
," liri
a, kamu putri P
ulaskan senyumnya di atas luka hatinya ya
ngan Papa mertuanya yan
watir," lanjut Papa Bagas, membela
kembali berdiriny
keluar
," jawa
ngalihkan pandangannya menatap Alir
i tengah-tengah acara?" ucap Satria, dengan so
, Alira hanya terdiam, segera ber
u diam?" pr
ira, dengan lirihnya sudah duduk
tah, ingin ketenangan tapi tak di
aja pert
ini! bukankah kamu sudah tahu Mas? kenapa harus menanyakannya lagi?" jaw
mencebikkan bibirnya sebelum mengay
k frustasi?" jawab Satria, mencondongkan badannya, bersita
merogoh kantong celananya hendak mencar
inya yang tak menyukai bau as
mempunyai perjanjian bukan?" ucap Satria, membuka s
uduk menyilangkan kakinya di atas kurs
berlebih hingga membuatmu pingsan seperti ini!" lanjut S
lau pacarku m
tria, dengan entengnya mengeluarkan
gibaskan tangannya mengusir asap
i marah,"
jar
si?" sewot Alira, menciptakan helaan nafas di bibi
menjelaskan semuanya ke
asap rokoknya sedikit melega
sam