icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kekasih Dari Dunia Lain

Bab 7 Apa Kata Mereka

Jumlah Kata:1479    |    Dirilis Pada: 14/02/2022

i, sinarnya berikan kehangatan bagi tubuh. Hari itu hari minggu,

yang baru saja dicucinya. Gadis itu tampak bersemangat dalam be

ua, hendak disampirkan ke tali jemuran. Namun

ia memanyu

ju yang kotor. Terlihatlah sepasang kaki berbalut celana levis hitam. Terkejut dan merasa takut, Vania se

sosok itu. Ia lalu menghampiri V

u." Rangga menepuk pundak Vania.

gitu ngagetin," rajuk Vania. Ia menyimpan baju

ngnya kenapa? Nggak boleh, ya? Ya udahlah, ka

ndak berpura-pura pergi, Vania mencega

Masa mau pergi lagi sih? Nggak kangen

tap terlihat cantik. Bahkan, menggemaskan. Tangan hantu tamp

ikku nggak mau diti

aget tau pas liat kamu udah ada di belakang

ng kekasih yang kini kembali

ntu, kamu mau gimana?" tanya R

ntara Rangga terlihat tenang-tenang saja. Ada rasa takut saat mendengar ucapan Rangga, tetapi Van

Udah! Nggak usah nakut-

embuang napas. "Padahal, aku

a memalingkan wajah, lalu mengam

Maaf," ujar

a Ayah, ada di

reka lagi kerj

u ajak kamu jalan-j

ada dahi gadis itu. Reflek

tanya Vania

ng dunia pun aku sanggup, asalkan sama

s nanya!" Vania memukul

erkekeh pelan. "Aduh, jangan dipukulin

hnya. Ia menatap Rangga, seper

erah sini?" tanya

u," sahut Ra

Apa dia orang sini juga

b, Rangga berkata, "Kelarin dulu pekerjaa

an yang basah ke tali jemuran hingga tak tersisa cucian sedikit pun di dalam e

ember kosong tersebut ke kamar ma

alu menghampiri Rangga yang ki

jak Vania

apa? Aku nggak bawa mot

gut-mangut, merasa tak masalah jika p

dengan Vania. Ia tidak suka menuntut. Bersyukur jika kekasihnya mengajak jalan-jalan dengan menumpangi kendaraan, jika tidak p

enyuman manis menghiasi bibir Vania. Demikian pula Rangga. Mereka terus berjalan. Sampai di perempatan, Rangga melepaskan gengga

erkerut. Gadis itu menyadari bahwa dirinya sedang menjadi buah bibir mereka. Dipenuhi rasa penasaran, Vania melangkah ag

a Rangga yang tengah berlari menyebr

malah ngelamun di pinggi

Ayok, jalan lagi," ajak Vania,

lah suara seorang ibu mengenakan daster berwarn

eh, ya. Di jalan ngom

h gila kali dia!

an salah seorang dari ibu-ibu yang sedang b

para wanita yang diperkirakan usi

au mau ngomongin orang itu di depan, ya? Jangan di belak

gkat bicara, tetapi Vania berbicara kembali, seolah

gila. Dan maaf sekali, saya ini tidak sep

i katakan kamu ini gila. Lah, emang kamu dari tad

anjang, lalu menatap

aya sedang bicara dengan pacar saya, dan ini ...." Vania menoleh, ter

ra kalau saya ini sudah gila! Jadi, jelas sekali kalau kalian itu yang–" Nada bi

ya tidak akan membiarkan Vania beradu

ng." Rangga meraih

ikatain gila malah diem aja, b

putih, berhidung mancung serta mata yang sipit bak artis korea. Namun, dalam peng

Vania ngomong sendiri," b

Jangan-j

ak jadi belanja

ang. Saya mau

lihat Rangga dalam rupa seramnya. Wajah tampan itu berubah menjadi pucat, matanya merah, menatap ta

ga menggandeng tangan Vania. Mereka

ap Vania kegirangan.

p Rangga, b

a duduk di ayunan, sedangkan Rangga b

yan

Kenapa?" t

aya menunjuk ke bangku bercat putih

berjalan menuju bangku diikuti Rangga. Vania menduduk

Ada rasa penasaran di hatinya, mengapa orang-ora

an

apa?" tan

mongan orang-orang," u

a?" tanya Rangga, p

angan. Gadis itu mengembuskan napas ka

kan lagi ngomong sama kamu." Vania memanyunkan bibir. "Men

mang pantes buat dijauhin m

kata, "Kamu itu, ya? Aku belain malah mengalah

harus tau, kalau aku ... aku ber

menatap sang kekasih lekat, berusaha mencari jawaban atas keheranannya. Sementara Rangga

Rambut lurus Vania menari-nari

SAM

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka