My Lovely Angel
ma. Sebuah rumah sakit elit milik keluarga Hutama. Tak pernah terbayangkan oleh Renata bisa diterima bekerja di rumah sakit elit tersebut tanpa perantara
menyusuri lorong demi lorong karena ada seoran
Renata sembari memperc
enunduk seperti sedang mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. Yap, wanita paruh baya tersebut
kk
Tangan Ren seketika langsung terulur ke bawah mengambil dan memeriksa
rsenyum dan mengindahkan ucapan Renata kare
ponsel hingga tak melihat ada Dokter yang berjalan dari ar
ponsel Ibu jatuh. Untung saja ponselnya tidak apa-apa, Bu. Sekali lagi maafka
ya, Bu. Ada pasien yang harus seger
ilakan," jawab wan
jenjangnya lebih cepat m
tidak terlambat
ng Renata berlalu. Wanita yang masih terlihat modis meski usianya tak lagi muda
ang ia tabrak, Renata tetap ramah dan sop
apa dokter yang baru ia lihat tersebut. Anna mengira jika Ren adalah dokter baru hingga t
mendapatkan jodoh yang seperti itu," gumam
h laki-laki terbaring lemah di atas brangkar. Ia pun bergerak mendekat
bil sebuah termometer untuk mengukur suhu tubuh si bocah l
enata kepada seorang wanita paruh baya bertubuh
Kafa muntah-muntah dan pan
arimana, Ia lantas mengusap lembut pucuk kepala anak it
" pangg
Apakah Aden mengingankan sesu
lemah, ia menangis meronta hendak mencabu
lang," reng
karena kondisinya yang lemah. Bukannya menjawab ia justru semakin kencang menangis. Beberapa kali ana
da jangan perg
cap bocah laki-laki tersebut
Renata menjelaskan bahwa anak laki-laki tersebut sedan
sangat rindu dengan bundanya saat ini,
kemana bu?" tanya
kter. Bahkan semenjak Aden m
asihan sekali anak
a sayang kepada anak laki-laki tersebut selama dirawat di rumah sakit. Setidaknya mungkin itu bisa sedikit men
elirih dan hilang. Renata pun pamit kepada sang pengasuh dan menitipkan sebuah pesan jika nanti Kafa masih demam dan muntah-
g segera laporkan ke suster ya, Bu. Agar dokte
sih banyak sudah membant
Baiklah kalau begitu
n bertanya kepada sang pengasuh bagaimana kondisi sang cucu dengan
mam tinggi dan tadi pagi menangis sambil mengigau memanggil manggil 'BUNDA' Nyonya. Un
pakah Dokter yang sering menanga
ni karena saya baru pertama kali melihat dokter anak ters
adi. Dalam hati Anna sempat berpikir ingin mengenalkan Dafa dengan dokter tersebut jika si dokter belum menikah namun pik
at menikah agar Kafa tidak seperti
a seorang yang bisa kamu panggil bunda dan sayang denganm
a yang diatas. Kasihan Den Kafa, Nyah,"
sudah kemari?" ta
belum kemari namun saya sudah memberit
t tapi tetap saja masih bekerja. Awas saja jika tak
kesetian cintamu, kamu samp
Tuan muda! Suruh dia
i nyonya sedang kesal pun memilih di
sopir menjemput Shafa tepat dan
nyo
im pesan kepada Tuan mudanya sesuai denga
g di brankar. Jika bisa, Anna ingin sekali menggantikan sak
dua cucunya bahagia. Anna mengusap punggung tangan Kafa sambil menghujaninya dengan kecupan kec
nget bercanda sama kamu nak." Anna me
ikan ayahmu pendamping agar ada yang memanjakan Kafa dan ada yan
n rasa sedih mendalam terhadap sosok mendiang Bundanya yang selama ini tak pernah ia katakan kepada siapapun. Kafa tergolong
Shafa memiliki sosok Bunda sambung yang dapat menyayangi dan membe