TAK MAU DIMADU
s .
am seketika terbuka saa
u semakin mengeratkan pelukan di bahu Ina
" ucapnya m
" Aku pe
anya parau. "aku ... takut ...." Wanita itu me
aban tepat yang dapat menenangkan hatinya itu tidaklah mudah. Aku men
embahas masalah ini, dia pasti akan menangis semalaman. Da
? Ah, betapa tak pekanya aku. Bukannya menghibur,
pun mendambakan sosok malaikat kecil yang men
rja hilang saat bocah bertubuh mungil menyambut
inya, kira-kira bakal mirip siapa, ya? Aku, atau lebih dominan pada ibuny
ni akan berbuah manis, dan tidak akan bertambah lama. Tidak ingin menyerah, tapi
Semua rekanku yang seumuran sudah memiliki momongan. Anton pun yang menikah dua tahun lalu, istrinya s
al, pengobatan alternatif, Sampai pijat untuk menyuburkan peranakan pun sudah kita lakukan dan hasil
ah ini salahku? Mungkinkah ini serang
a Allah belum mengijinkan, semuanya tidak akan terjadi. Lebih baik pasrah menerima
ang terbalik untuk kita." Hanya it
as?" Wanitaku
ban penenang kegundahan hati, tapi percuma, manusia, siapap
Allah, kalau kita ikhlas menjalani cobaan ini, akan ada kebahagiaa
idak bisa membuatnya sadar bahwa dia tidak sendirian. Ada aku, suami yang selalu ada di sampingnya. L
angun pagi, 'kan," katanya setelah menangis cukup
ras banyak tenaga, tapi bikin nagih, ini aja pengin nambah," selo
cubitan mendarat di perutku. Lumayan sakit, tapi itu membuatku se
*
p beberapa kali, susah payah menahan p
, Mas," ucap i
kesiangan, Dek." Langsung saja aku berlari menuju
Mas Ilham hanya melek kucek-kucek mata, lalu merem
itu terkadang suka nyebelin, tapi tak jarang ng
uar rumah dengan tergesa. Aku menoleh sekilas, wa
ahin Bu Retno. Haduh," kataku samb
rak waktu dari rumah sampai kantor cukup lima belas meni
ting belum dilengkapi. Alhamdulillah hanya tinggal print sih, tap
n, lalu melajukan motor keluar pagar perumahan. Tersenyum s
kalmu ketinggalan," pekau Ina dari teras. Aku bisa mendengarnya ta
ipun samar, tapi aku masih me
*
mengelus dada, lega sekali rasanya. Bersyukur tidak ada
ekali kuhindari di kantor ini memanggil. Asisten
ita, ada apa ya?" tanyaku sambil mena
iri loh, Mas," terangnya sera
ggak
m lingkungan kantor ini, Bu Nita adalah atasan saya. Sudah sewaja
Mas," pintanya, tanpa segan merangkul len
luar kantor!" Aku kembali menegaskan. Namun, aku
nya yang merangkul lengan. Ingin sekali
u, lalu berjalan
, wanita itu mengikuti k
" Aku tertegun, seketika menghentikan langkah saat wanita dengan ke
an lah pondasi