TAK MAU DIMADU
da gempa? Dan, kenapa wajah ini terasa basah? Apakah di l
menusuk-nusuk netra, perih dan terasa berat. Enggan rasanya membuka walau hanya sebentar saja. Kantuk mas
aku tak bisa mengabaikan panggilan dan percikan air di wa
- tengah menggoyang-goyangkan tubuhku dan membiarkan rambut basahnya sehabis kera
d ini kelakuannya? Tidak bisakah dia kering
terdengar, menggelitik untuk ikutan melengkungkan bibir lebar-lebar. Begit
na aku, jika sudah terlelap susah sekali untuk dibangunkan. Apalagi didukung ko
adanya. Malahan menikmatinya, ekspresinya saat menjahiliku sungguh menggemaskan. Sakit
a cinta yang kupersembahkan ak
Dek?" tanyaku
sudah beranjak dari sampingku, memakai mukena te
Seketika aku turun dari ranja
n sudah di dalam ruangan lembab ini,
kamu, Dek," pekikku d
*
usan kepikiran. Sepertinya tidak. Alhamdulillah, aku bersy
ak di dapur. Dia dengan daster khasnya yang kedodoran. Entah kenapa di
kedodoran seperti dia. Yang tak kumengerti, kenapa dia suka sekali memakainya padahal
mas libur kita ke pasar malam ujung komplek sana, nyari daster yan
kok yang kemarin," tolaknya
, tapi masih tersimpan rapi di lemari. Bahkan, gantunga
egini? Tenang saja, Mas, aku pakainya di dalam rumah aja, kok, kalau keluar aku ganti gamis. Aku juga tahu harus menja
hindar membuat hati mulai berdesir dan diliputi banyak tanya dalam benak. Bulu kuduk pu
ibir. Astaga, minta lebih ternyata. Aku kira ke
kerja." Aku mengedipkan sebelah
papun yang kamu inginkan, asal masih batas wajar dan mentaati norma yang ada, tahu
tu. Yang penting, saat di kamar bersamaku dia memakai baju kebangsaan istri yang nampak i
*
striku menenteng rantang dua susun mere
r aja ketinggalan, Dek
ketinggalan loh, Mas. Inga
ungkin karena mahal harganya. Bayangkan saja satu set ada yang harganya lima ra
i. Dia aktif mengikuti arisan bersama ibu-ibu satu komplek, katanya 'Itung-itung n
tar gas tipis-tipis motor matik yang baru k
ngebut, Mas," pesannya yang k
*
nganku bekerja. Senyuman yang membuatku merasa tak pernah nyaman bekerja. Dia, cukup genit dan gencar
liau hanya berma
u Retno, tiba-tiba saja sudah be
aja menunduk seketika mengangkat wajah. Wanita dengan kem
an belakang, dekat tempat parkir. Gara-gara rekan kerjaku mengajak makan bersama, jadilah kami melewati ru
ma manager itu? Akhir-akhir ini kaya sering man
memang sering memintaku datang ke ruangannya, tidak sepe
, aku keruangan Bu Retno dulu." Anton pun menyetujuinya, gegas pe
anggilku setelah mengetuk
sallam, mas
asuki ruangan yang entah mengapa
rik kursi di depan meja Bu
jang. Sedangkan aku, menunggu dengan
evisi kita ada d
manggut, mas
ata Bu Retno membuatku hampir tersedak ludah sendiri. Dengan beran
ini petunjuk mimpi istriku semalam? Y