icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TAK MAU DIMADU

Bab 4 Kepulangan dinanti

Jumlah Kata:1176    |    Dirilis Pada: 19/01/2022

rkan pandangan ke arah luar rumah setiap kal

telah pesan terakhir Mas Ilham mengabari sedang dal

hilangan induknya. Tak tentu arah. Rasanya banyak sekali yang hilang. Tawamu, rayuanmu

akan menangis jika kamu tak jua terliha

kenapa belum juga ada kabar. Ponselku tak lepas dari genggaman, sudah berapa kali mencoba menghubungi, tap

ir, memuji nama Allah, mencoba menghilangkan segala pikiran nega

li, kantuk yang datang memaksa

*

apa tidur

iku. Aku terlonjak kaget, mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba me

as Ilham. Di

dilehernya, memeluk erat penuh rindu, menggugurkan seg

ku mulai menangis. Buliran air ini keluar begitu saja

, Dek?" tanyanya

h dengan pikiran negatif tentang Mas Ilham yang tak kunjung pulang,

dak ada yang berubah, tidak ada luka, tetap sama s

memasukanku ke dalam dadanya. Suaranya bergetar

an, tapi banyak alasan yang mendasarinya. Mimpi di malam itu salah satunya. Sungguh, bayang-bayang siluet wanita aduhai itu te

anyaku melirik jam bulat pada dinding.

nya habis. Maaf ya, buat Adek khawatir sampai tidur di sofa," ucapnya seraya bang

dan membuangnya kasar, gelisah menyelimutinya. Waj

m, menyimpang banyak pertanyaan dalam bena

*

gagah itu masih bersantai menonton TV. Piyama panjang masih melekat di tubuhnya. Padahal jam

iasanya --banyak omong, merayu dan penuh perhatian-- mungkin le

dan pegel semua." Pria itu memutar tubuhnya ke kanan

ir. Aku sudah berdiri didepann

ucapnya seraya mendongakkan kepala, menatapku

n Bu RT dulu ya Mas, antar kue bolu," pamitku, t

lesu itu melambaikan tangan dan ku

*

dari depan pagar rumah tetangga sebelah

ruh baya berdaster coklat motif bati

asuk." Bu minto menyambutku dengan seny

leh-oleh dari Mas Ilham," ucapku seraya meny

kasih, Neng." Kini bingki

p pergi. Hingga sebuah panggilan memb

hadap wanita mungil ber

uamimu cerita sesuatu nggak, Neng?" tany

enuh selidik. Wanita di hadapanku salah tingkah, bibirnya

kusan hitam yang menggantung di tanganku. Terlihat jelas ia sedang mengalihkan pemb

ah, saya pamit dulu,

setelah mendenga

n beliau katakan? Penasaran, tapi tak ingin terla

pak RT juga ada di rumah. Setelah diterima pemilik rumah aku pun langsung undur diri. Entahla

*

nya di rumah aku langsung bertanya pada Mas I

dia. Mengambilkan ayam goreng dari meja d

tranya aktif memindai menu sarapan di depannya. Dimeja makan tersaji nasi putih, ayam g

s?" tanyaku lagi tak mengi

ngangkat wajah, melihatku de

emarin suamimu cerita sesuatu nggak' gitu Mas,"

ok nasi, mengambil ayam beserta sambal. Mula

masih menuntut jawaban pasti d

uk-batuk, mungkin tersedak ka

pan, lalu dengan terburu-buru menenggak minuma

," ucapku datar, lalu mendudukan diri di kurs

tengah delapan pagi. Kamu pasti sudah pengin ngemil bolu sambil nonton TV kan?" Mas Ilham ter

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mimpi atau firasat 2 Bab 2 Istriku3 Bab 3 Pergi dinas4 Bab 4 Kepulangan dinanti5 Bab 5 Romantisme6 Bab 6 Aku juga merasa berat. 7 Bab 7 Siapa dia, Mas 8 Bab 8 Terbiasa. 9 Bab 9 Penjelasan. 10 Bab 10 Firasat. 11 Bab 11 Mas Ilham suamiku. 12 Bab 12 Mas Ilham suamiku (2)13 Bab 13 Curiga14 Bab 14 Merasa bersalah. 15 Bab 15 Lakukan sesukamu.16 Bab 16 Siapa Aldo 17 Bab 17 Semakin runyam.18 Bab 18 Keluarga bahagia. 19 Bab 19 Malam terberat. 20 Bab 20 Garis dua 21 Bab 21 Maaf.22 Bab 22 Kembali mual. 23 Bab 23 Aktual garis dua.24 Bab 24 Dia datang.25 Bab 25 Bukan nasab. 26 Bab 26 Dasar pengganggu!27 Bab 27 Pengganggu (2)28 Bab 28 Cemburu.29 Bab 29 Seperti pengantin baru. 30 Bab 30 Kabar bahagia.31 Bab 31 Jangan sampai ramai. 32 Bab 32 Gelagat aneh Monita. 33 Bab 33 Gelagat aneh Monita 234 Bab 34 Gelagat aneh Monita 335 Bab 35 Gelagat aneh Monita 436 Bab 36 Murka Bunda37 Bab 37 Tak habis pikir38 Bab 38 Kehilangan39 Bab 39 POV Monita40 Bab 40 Monita pemenangnya41 Bab 41 Ketidakberdayaan Ilham42 Bab 42 Ketidakberdayaan Ilham (2)43 Bab 43 Sulit menahan marah44 Bab 44 Aku curiga45 Bab 45 Kesepakatan46 Bab 46 Dokter Adi47 Bab 47 Ternyata ....48 Bab 48 Dokter Adi (2)49 Bab 49 Kakak madu 50 Bab 50 Keceplosan51 Bab 51 Hati tak sekuat baja52 Bab 52 Akulah pemenangnya! 53 Bab 53 Perselisihan dua istri54 Bab 54 Hati belum bisa55 Bab 55 Berkemas56 Bab 56 Harus selalu lapor57 Bab 57 Tidak tidur bersama58 Bab 58 Perselisihan dua istri (2)59 Bab 59 Belum bisa memaafkan60 Bab 60 Ojan, pria di masa lalu61 Bab 61 Pria di masa lalu (2)62 Bab 62 Pria di masa lalu (3)63 Bab 63 Salah paham64 Bab 64 Menunaikan kewajiban65 Bab 65 Aksi nekad Monita66 Bab 66 Jerit Ilham67 Bab 67 Jerit Ilham (2)68 Bab 68 Akhir perjalanan69 Bab 69 Akhir perjalanan (2)70 Bab 70 Extra part71 Bab 71 Extra part (2)72 Bab 72 Extra part (3)73 Bab 73 Extra part (4)74 Bab 74 Rani (Season 2)75 Bab 75 Rani (2)76 Bab 76 Pesona Mas Adi77 Bab 77 Pesona Mas Adi (2)78 Bab 78 Kopi susu79 Bab 79 Ada apa denganku 80 Bab 80 Pria belum move on81 Bab 81 Pria belum move on (2)82 Bab 82 Pria belum move on (3)83 Bab 83 Tidak Sudi!84 Bab 84 Minggu depan85 Bab 85 Cerita tiga tahun silam86 Bab 86 Cerita tiga tahun silam (2)87 Bab 87 Sepasang pengantin baru88 Bab 88 Rumah baru89 Bab 89 Malam pertama, tapi bukan yang 90 Bab 90 Bertemu lagi91 Bab 91 Sentuhan penuh cinta92 Bab 92 Dari hati ke hati93 Bab 93 Suara hati Ilham94 Bab 94 Tamu yang berisik95 Bab 95 Pesan mengejutkan96 Bab 96 Rahasia Adi97 Bab 97 Akhir yang bahagia