TAK MAU DIMADU
rkan pandangan ke arah luar rumah setiap kal
telah pesan terakhir Mas Ilham mengabari sedang dal
hilangan induknya. Tak tentu arah. Rasanya banyak sekali yang hilang. Tawamu, rayuanmu
akan menangis jika kamu tak jua terliha
kenapa belum juga ada kabar. Ponselku tak lepas dari genggaman, sudah berapa kali mencoba menghubungi, tap
ir, memuji nama Allah, mencoba menghilangkan segala pikiran nega
li, kantuk yang datang memaksa
*
apa tidur
iku. Aku terlonjak kaget, mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba me
as Ilham. Di
dilehernya, memeluk erat penuh rindu, menggugurkan seg
ku mulai menangis. Buliran air ini keluar begitu saja
, Dek?" tanyanya
h dengan pikiran negatif tentang Mas Ilham yang tak kunjung pulang,
dak ada yang berubah, tidak ada luka, tetap sama s
memasukanku ke dalam dadanya. Suaranya bergetar
an, tapi banyak alasan yang mendasarinya. Mimpi di malam itu salah satunya. Sungguh, bayang-bayang siluet wanita aduhai itu te
anyaku melirik jam bulat pada dinding.
nya habis. Maaf ya, buat Adek khawatir sampai tidur di sofa," ucapnya seraya bang
dan membuangnya kasar, gelisah menyelimutinya. Waj
m, menyimpang banyak pertanyaan dalam bena
*
gagah itu masih bersantai menonton TV. Piyama panjang masih melekat di tubuhnya. Padahal jam
iasanya --banyak omong, merayu dan penuh perhatian-- mungkin le
dan pegel semua." Pria itu memutar tubuhnya ke kanan
ir. Aku sudah berdiri didepann
ucapnya seraya mendongakkan kepala, menatapku
n Bu RT dulu ya Mas, antar kue bolu," pamitku, t
lesu itu melambaikan tangan dan ku
*
dari depan pagar rumah tetangga sebelah
ruh baya berdaster coklat motif bati
asuk." Bu minto menyambutku dengan seny
leh-oleh dari Mas Ilham," ucapku seraya meny
kasih, Neng." Kini bingki
p pergi. Hingga sebuah panggilan memb
hadap wanita mungil ber
uamimu cerita sesuatu nggak, Neng?" tany
enuh selidik. Wanita di hadapanku salah tingkah, bibirnya
kusan hitam yang menggantung di tanganku. Terlihat jelas ia sedang mengalihkan pemb
ah, saya pamit dulu,
setelah mendenga
n beliau katakan? Penasaran, tapi tak ingin terla
pak RT juga ada di rumah. Setelah diterima pemilik rumah aku pun langsung undur diri. Entahla
*
nya di rumah aku langsung bertanya pada Mas I
dia. Mengambilkan ayam goreng dari meja d
tranya aktif memindai menu sarapan di depannya. Dimeja makan tersaji nasi putih, ayam g
s?" tanyaku lagi tak mengi
ngangkat wajah, melihatku de
emarin suamimu cerita sesuatu nggak' gitu Mas,"
ok nasi, mengambil ayam beserta sambal. Mula
masih menuntut jawaban pasti d
uk-batuk, mungkin tersedak ka
pan, lalu dengan terburu-buru menenggak minuma
," ucapku datar, lalu mendudukan diri di kurs
tengah delapan pagi. Kamu pasti sudah pengin ngemil bolu sambil nonton TV kan?" Mas Ilham ter