Finding A True Love
..." Kesya menatap Kanaya lalu menyeringai, "apa kamu melihat sesuatu yang menarik? atau m
terdengar mengintimidasi. "Tidak ada alasan khusus seperti itu. Suasana hatiku cukup
Amelitta yang selalu egois dan tidak pernah pe
aan Kesya. "Jangan berkata seperti i
ya kan Kanaya memang orang yang egois dan tidak memedulikan perasaan orang lain. Bukan
n yang sedari tadi berdiri tepat disampingnya. "Duduk dulu. Kamu lelah, kan?" Gavin b
erasa bingung, yang kamu anggap saudara kandung itu aku atau Kanaya? kamu memperla
ah. "Aku tidak bermaksud
kamu juga lihat bagaimana sikap Ethan p
s lembut pipi Kesya. "Sudahlah, jangan berpikir seperti itu. Menu
bersikap sinis dan mengeluarkan kata-kata pedas pada orang yang disayanginya. Namun, pada akhirnya Kesya memilih untuk diam. Berdebat dengan
yang berpadu, matanya menatap Kanaya dalam. Tidak ada yang berubah dari raut wajah
. "Kanaya, apa kamu tidak ada niatan untuk menyapa Gavin? seingatku dulu kalian cukup dekat. Gavin bahkan h
ntah kenapa dadanya mulai terasa sesak. Dia lalu mengambil kembali gelas wine miliknya yang tadi diletakkannya begitu
bisa menghabiskan segelas wine dalam sekali teguk benar-benar membuatnya takjub, pasalnya kalau dilihat sekilas Kanay
a, percayalah dia tidak sehebat itu, sebentar lagi j
menghindari pertanyaan Kesya. "Aku permisi ke toilet sebentar." Tanpa menunggu tanggapan dari orang-orang di sekitarnya, Kan
Kanaya berhenti dan duduk di atas hamparan pasir putih yang terasa halus. Kepalanya menengadah ke atas, menatap
nya. Dan untuk Gavin... Kanaya jadi bingung bagaimana mendeskripsikan perasaannya. Sepertinya tidak banyak yang berubah dari Gavin. Ingatan Kanaya kembali ke delapan tahun lalu. Dulu, Gavin selalu memperlakukannya dengan lembut dan menatapnya den
Ada rasa sedih, kecewa, cemas, takut, dan masih banyak lagi. Lebih baik dia diam dulu di sini untu
aksi berlebihan jika terlalu lama terpapar udara dingin. Kanaya kemudian berdiri dari duduknya dan membersi
Namun, tubuhnya bergeming begitu melihat sosok yang sedang berdiri di bawah lamp
kenapa kamu sendirian?" Kanaya bertanya tanpa sa
hat hal itu, Kanaya mulai panik. Dia memang berniat untuk menemui Gavin dan memp
"Kanaya," panggil Gavin pelan, "bagaimana kabarmu? apa kamu baik-baik saja selama ini?" tanya Gavin, mata
miliki efek yang sama padanya. Kanaya ingat dengan jelas, bahwa dulu ketika Gavin mulai berbicara sambil menatapnya, dia tidak akan sanggup mengali
gaimana kabarmu selama ini dan bagaimana kamu menjalani kehidupanmu." Gavin terus
n tahu tentang kehidupannya selama ini. Memangnya apa urusannya d
ada hubungannya denganmu, jadi aku tidak perlu menjelaskannya padamu, kan?
depannya terlihat begitu sulit untuk didekati. Namun bukan berarti tidak bisa, kan?
ah kita teman? tidak ada yang salah dengan berbagi cerita tentang kehidu
lama Kanaya tidak pernah menganggap Gavin sebagai temannya lagi, lebih tepa
gan nada sinis. "Jangan berbicar
dengar familiar tiba-tiba muncul dari arah belakang. Gavin membalikan badan dan melihat seo
tampak biasa saja seakan dia tidak terganggu dengan kedatangan Alana. Gavin menghemb
tanya Gavin pada Alana begitu
ukan jalan untuk kembali ke hotel dan aku juga meninggalkan ponselku di kam
anaya, ini Alana. Dia adalah temanku dan Kesya saat bersekolah di Paris. Kami datang ke
denganmu, Kanaya. Kesya banyak bercerita tentang kamu," Ujar Alana dengan
but namanya kemudian melanjutkan, "aku harap Kesya tidak terlalu
urukannya pada Alana, tapi Kanaya tidak terlalu memedulikan hal itu. Ada hal lain yang lebih penting yang harus dia lakukan, dia harus memastikan per
memalingkan wajah. Sambil terus menatap Gavin, Kanaya mulai mencoba untuk meraba perasaan seperti apa yang dia miliki pada lelaki itu, ap
dang memastikan sesuatu. Suara deburan ombak serta angin malam yang berhembus pelan menci
sisa-sisa perasaan dari delapan tahun lalu. Jantungnya yang berdegup kencang menjadi bukti nyat
Kanaya dan Gavin. "Gavin, bisakah kamu mengantarku kembali ke hote
kan kembali ke tempat acara resepsi. Sampai bertemu lagi," pamitnya dengan cepat. Belum
sulit untuk diartikan. Dia masih ingin berbincang lebih lama dengan
a membuat Gavin tersadar dari lamunannya,
anaya Amelitta w
yela dengan cepat perkataan Alana. Dia kemudian be
anyakan pada Gavin. Namun sepertinya lelaki itu akan menolak untuk memberikan jawaban. Alan
dikunjungi. Tidak ada salahnya kalau kita bersenang-senang sebentar di sana," ujar Alana dengan bersemangat. "Mana ponselmu? aku aka
b? Walau masih tampak bingung, Gavin tetap memberikan ponseln
Gavin. "Aku sudah mengirim pesan singkat pada Kesya, dia pasti akan akan segera menyusul kita. Kalau beg
hatinya sedang tidak baik. Pergi ke club dan m
anti, dia pasti tidak akan menyesali keputus