Finding A True Love
unya untuk bekerja. Mulai dari mendesain busana untuk persiapan Jakarta fashion week, bolak-balik mengunjungi rumah produksi dan masih banyak la
atap para model yang sedang berpose di depan kamera sehingga tidak me
p Clara. "Ken
tannya juga hampir selesai. Sisan
esai," kata Kanaya. Matanya kembal
apa saat, Clara berjalan meninggalkan ruang pemotretan. Tak lama dia kembali dengan membawa sebuah kotak makan berukuran sedang. "Setid
h. Tanpa menunggu lama, Kanaya langsung mengambil sandwich tersebut dan menggigitnya dalam gigitan besar. Rasanya sangatlah enak. Kanaya terus memakan sandwich tersebut tanpa mengh
aya tersenyum puas, dia kenyang, walaupun
itu sekarang kamu pulang dan istirahat, tidak ada alasan. Jangan lupa besok kita su
dwal keberangkatannya ke Bali. "Baiklah aku akan pulang sekarang," kata Kanaya pelan. Dia ke
membantah lagi. "Aku akan memesan taksi untukmu," ucap
***
alah salah satunya. Begitu melewati pintu kedatangan, Kanaya melihat ada seorang pria yang sedang memegang
ung tersenyum ramah. "Selamat sore nona Kanaya. Nama saya Re
ngangguk
erjalan di depan Kanaya untuk menujukan jalan. Sement
ng dikendarai Reno berhenti di depan gedung ho
tinya saudara sepupumu sanga
begitu," b
Kanaya dan di depannya kamar nona Clara. Kalau ada yang diperlukan nona bis
u mengerti,"
istirahat nona," kata Reno sebelum berb
robot." Clara bergumam pelan menata
Aku mau istirahat dulu, sampai jumpa besok."
Setelah memastikan semua barangnya sudah tertata dengan rapi, Kanaya kemudian mengambil peralatan mandi da
elelahan dan sangat mengantuk. Masih ada beberapa jam lagi sebelum jam makan malam tiba lebih baik
***
an ombak laut yang mengalun damai menciptakan suasana magis yang tampak romantis.
i perkiraannya. Setelah melakukan akad nikah pagi tadi, sorenya dilanjutkan denga
tapi hasilnya nihil, Clara benar-benar tidak bisa diharapkan. Kanaya mengajak
iannya sangat baik, pantas saja jika saudara sepupunya yang terkenal playboy itu langsung terpesona. Kanaya juga sempat berbicara sedikit dengan Keyla saat Ethan m
mber suara dan melihat Clara y
a kamu?" tanya
al padanya. "Aku habis menikmati pemandangan indah" j
ung menghabiskan isinya dalam sekali teg
rl, kamu bisa mabuk,"
ngambil botol wine di depannya dan me
" tegur Cl
ulan dan aku punya toleransi alkohol yang cukup
iklah terserah kamu saja." Pada akh
, Kanaya sudah berulang kali mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia sudah berhasil menghapus semua kenangan tentang Gavin dan Gavin tidak akan bisa mempengaruhi dirinya lagi. Namun entah kenapa Kanay
a, namun Kanaya sendiri tidak yakin akan hal itu. Dia tahu dengan sangat jelas bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat dia cintai, rasanya mengerikan dan bu
ya semua orang yang kita cintai akan pergi, entah itu pergi karena dia sudah menemukan orang lain atau pergi karena waktunya di
manya membuyarkan lamunan Kan
an dia menanyakan kabarmu.
gitu," ada nada jahil terselip di kalimat Kanaya ketika melanjutkan
a. "Tidak mungkin Vano marah tanpa ada alasan
at Clara. Vano adalah tipikal orang yang sangat menghargai kehidupan, itulah yang membuat Kanaya dan Vano sering
kan? Vano itu seperti apa... hal kecil sa
nnya, kalau kalian terus seperti
ian mengisi ulang gelasnya dan juga gelas Clara yang sudah hampir kosong. "Jangan pikirkan manu
naya sebentar. "Ka
dak." Kanaya m
tapan tak percaya. "Kanaya ber
ma sekali tidak mabuk." Kanaya mencoba menyakinkan Clara. Walaupu
ongan rendah di bagian dada. Di sampingnya berdiri seorang lelaki yang mengenakan kemeja yang juga berwarna biru, jangan heran kenapa semuanya berwarna biru karena warna biru adalah dress code untuk acara resepsi pern
an yang serasi. Clara melirik Kanaya yang diam di sampingnya, Kanaya sedang merebahkan kepalan
ga berisi di tempat-tempat yang seharusnya, belum lagi wajah cantiknya yang dihiasi dengan mata cokelat yang mempesona. Seandainya Kanaya mau sedikit saja membuka hatinya pasti tidak akan sulit baginya untuk mendapatkan le
dari mulutnya. Clara jadi penasaran, kira-kira lelaki seperti apa yang bisa meluluhkan hati Kanaya... tanpa sadar tatapan Clara mengarah ke tempat pasangan serasi yang tadi dilihatnya. Rupan
anya perasaanya saja, tapi Clara merasa bahwa sepupu Kanaya -Ethan dan juga
, lalu menyentuh pelan pundak Kan
n kepala, menatap
"Kamu belum mabuk, Kan?"
aya balas bertanya sambil melemp
senyum, dugaannya benar. Pasangan serasi yang tadi dan juga kedua mempelai sedang berjalan ke arahnya dan Kanaya. "Nah, Kanaya... sekaran
iris biru yang sedang menatapnya balik dengan pandangan yang... sulit diartikan, tubuhnya langsung membeku dan bibirnya kelu. Mata biru itu masih sama,
dirinya. Takut dia akan menjatuhkan gelas yang sedang dipegangnya, Kanaya lalu meletakan gelas tersebut di atas meja. Dia kemuddap Gavin, Kan? Sekarang Kanaya akan melakukannya. Satu hal yang pasti, apapun ja
***