Finding A True Love
terangkat memijit pelipisnya untuk mengurangi rasa sakit. Gavi
dengan santai tanpa beban, seolah apa yang dia katakan adalah h
ya berkata dengan tegas, matan
apan serius ke arah Kanaya, berharap Kanaya percaya bahwa saat ini dia seda
alikan dirinya, membahas tentang pernikahan tiba-tiba membuat
ikah bukan tanpa alasan. Aku merasa perlu untuk bertanggung jawab karena sudah melakukan hal seper
erlahan mulai menyusup ke dalam hatinya. Bagaimana dia bisa melupakan fakta ini? fakta bahwa Gavin adalah tunangan Kesya. Bahkan sampai beberapa saat
Gavin jadi ikut merasa bersalah karena sudah menempatkan wanita itu dalam situasi seperti ini. "Hubung
rtunangan tetap tidak bisa diabaikan begitu saja. Kanaya tidak akan menerima permintaan Gavin untuk meni
n. Namun pertanyaan yang terlontar dari bibir Gavin membuat Kanaya menghentikan langkahnya. "Kalau aku memutus
idak habis pikir kenapa Gavin bersikeras tentang pernikahan, sementara di lain sisi laki-laki
saan bersalah yang memenuhi hatinya, Kanaya juga merasa gelisah memikirkan reaksi Kesya jika mengetahui hal
mereka akan kembali ke Bandung lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan. Kanaya merasa dia harus pergi dari
**
ar. Sampai akhir Kanaya tetap menolak pernikahan yang dia tawarkan. Wanita i
a, Gavin jadi tidak tahu harus berkata apa atau harus bersikap bagaimana. Sama seperti delapan tahun lalu, tatapan mata
. "Kenapa sangat sulit sekali untuk mencegahmu agar tidak pergi kemana-mana," gum
**
ebut. Kanaya bahkan tidak repot-repot untuk melipat pakaiannya dengan rapi, dia hanya memasukkannya begitu saja dengan serampangan. Beberapa saat kemudian, Kanaya selesai membereskan barang-barangnya, dia melangkah lebar-lebar menuju
dari kamar dan saat ini, dia sudah berdiri di depan pintu kamar Clara. Kanaya
hat berantakan dengan rambut yang masih basah dan wajah polos tanpa riasan, ditambah dengan raut wa
, kan?" tanya Ka
gsung mengemasi semua barang yang dia bawa dan bersiap untuk kembali ke Bandung sesuai dengan keinginan Kanaya. Wala
memang sangat bisa diandalkan. Kanaya bersyukur dia mengajak Clara k
an mengingat sifat Kanaya yang tertutup ditambah dengan sikap keras kepala yang sudah mendarah daging, Clara s
a takut, takut kalau dia tidak cepat pergi dari tempat ini, dia akan terjebak selamanya. Kanaya takut uapa? batin Clara. Dia ingin sekali bertanya, namun pasti Kanaya tidak akan menjawab. Clara han
Kanaya pergi tanpa berpamitan pada Ethan serta paman dan bibinya. Di penuhi dengan perasaan bersalah dan ketakutan, Kanaya per
, harapan yang tidak