Tapal Batas
sa puti
las atau secangkir kopi lalu membaca arti mendalam dari bekas ampas yang menempel pada gelas
ihat jejak yang ditinggalkan. Hanya sekedar menyapanya sebentar lalu kembali berjalan agar di
nya. Aku pernah di sana entah senang atau sedih perjalanan setapak demi setapak atau bisa jadi sejengkal demi sejengkal kisah yang pernah ada. M
glo depan rumah atau teras apalah itu sebutannya. Lalu berjanji dalam hati menancapkan bendera semangat di ujung nadi dan berucap aku bisa. Melaluinya dahulu dan aku m
gkin akan kita buka kembali di lain hari saat anak cucu kita berkata, Kakek tolong dongengkan sebuah kisah masa lalu, atau Nenek tolong cerita
emesta ini. Membuka satu halaman lagi meninggalkan halaman sebelumnya dari kisah
, 02.41, WIB. Menuturkan sebuah kisah lika-liku cerita anak anak baru gede yang
ri membuka canda, tawa, sedih, tangis dan panjangnya kisah cinta masa muda di ka
*
Masa
smara mungkin lembaran kertas kisah ini begitu panjang tak pernah usai hingga
tetangga yang tengah memikul bermacam-macam tanggung jawab dari nafkah anak dan istrinya untuk
elah habis, pak harga cabai merah mahal, pak harga ini dan itu naik. Bahkan
ar agak lebar dengan bentuk mengerucut segitiga ke atas. Begitulah rupa topi pak tani b
ih belum menanggung beban. Bebanku hanya pekerjaan rumah dari bapak dan ibu guru yang se
ekilas ke arah dua keranjang bapak yang biasanya menempel di jok belakang motor tua warna merah keluaran tahun 8
ang di beli dari pintu demi pintu yang beliau ketuk. Ya bapakku bernama Kasturi dan
long atau rusak selalu ada sepatu bekas namun masih layak dipakai tersedia di samping dua keran
da sepasang sepatu yang telah di cuci bersi
nian hehe," aku raih sepasang sepatu denga
ikat talinya. Lalu sejurus mengambil sepeda roda d
mbu dapur dan bahan masakan untuk di satukan menjadi sebuah hidangan yang selalu
kum," kuraih tangan ibu menciumnya di pu
um berangkat, dasi dan topi sudah kau bawakah Fen?" selalu Ibu yang penuh telit
barat di sana bapak selalu mengotak-atik motor tuanya. Entah apa
bukan tanpa sebab aku pamit kepada bapak
ubalik menjadi telapak tangan di atas sambil berkata, "Pak u
ku lebih kepadaku yakni sejumlah 1500 rupiah lebih 500 rupiah d
merasa tidak sama dengan anak lainya," entah apa maksudnya dari jawaban bapak
khas yang selalu aku pekikkan untuk menyemangati
rus berputar. Hari ini pagi seragam putih dan biru melalui jalanan desa terus
ikku dalam hati dengan la