icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tapal Batas

Bab 6 Masa Putih Biru

Jumlah Kata:1108    |    Dirilis Pada: 18/12/2021

sa puti

las atau secangkir kopi lalu membaca arti mendalam dari bekas ampas yang menempel pada gelas

ihat jejak yang ditinggalkan. Hanya sekedar menyapanya sebentar lalu kembali berjalan agar di

nya. Aku pernah di sana entah senang atau sedih perjalanan setapak demi setapak atau bisa jadi sejengkal demi sejengkal kisah yang pernah ada. M

glo depan rumah atau teras apalah itu sebutannya. Lalu berjanji dalam hati menancapkan bendera semangat di ujung nadi dan berucap aku bisa. Melaluinya dahulu dan aku m

gkin akan kita buka kembali di lain hari saat anak cucu kita berkata, Kakek tolong dongengkan sebuah kisah masa lalu, atau Nenek tolong cerita

emesta ini. Membuka satu halaman lagi meninggalkan halaman sebelumnya dari kisah

, 02.41, WIB. Menuturkan sebuah kisah lika-liku cerita anak anak baru gede yang

ri membuka canda, tawa, sedih, tangis dan panjangnya kisah cinta masa muda di ka

*

Masa

smara mungkin lembaran kertas kisah ini begitu panjang tak pernah usai hingga

tetangga yang tengah memikul bermacam-macam tanggung jawab dari nafkah anak dan istrinya untuk

elah habis, pak harga cabai merah mahal, pak harga ini dan itu naik. Bahkan

ar agak lebar dengan bentuk mengerucut segitiga ke atas. Begitulah rupa topi pak tani b

ih belum menanggung beban. Bebanku hanya pekerjaan rumah dari bapak dan ibu guru yang se

ekilas ke arah dua keranjang bapak yang biasanya menempel di jok belakang motor tua warna merah keluaran tahun 8

ang di beli dari pintu demi pintu yang beliau ketuk. Ya bapakku bernama Kasturi dan

long atau rusak selalu ada sepatu bekas namun masih layak dipakai tersedia di samping dua keran

da sepasang sepatu yang telah di cuci bersi

nian hehe," aku raih sepasang sepatu denga

ikat talinya. Lalu sejurus mengambil sepeda roda d

mbu dapur dan bahan masakan untuk di satukan menjadi sebuah hidangan yang selalu

kum," kuraih tangan ibu menciumnya di pu

um berangkat, dasi dan topi sudah kau bawakah Fen?" selalu Ibu yang penuh telit

barat di sana bapak selalu mengotak-atik motor tuanya. Entah apa

bukan tanpa sebab aku pamit kepada bapak

ubalik menjadi telapak tangan di atas sambil berkata, "Pak u

ku lebih kepadaku yakni sejumlah 1500 rupiah lebih 500 rupiah d

merasa tidak sama dengan anak lainya," entah apa maksudnya dari jawaban bapak

khas yang selalu aku pekikkan untuk menyemangati

rus berputar. Hari ini pagi seragam putih dan biru melalui jalanan desa terus

ikku dalam hati dengan la

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka