Tapal Batas
i jalanan utama desa Mojokembang yang masih belum ters
dek biru. Hari ini aku telah menginjak bangku kelas dua SMP sudah. Dengan tas ransel yang menempel leka
lahan yang sama denganku apa lagi kita teman satu kelas di kelas 2c di sekolah meneng
nambah laju sepeda warna hitam oleh-oleh bapak dari kecamatan Pujon, kabup
ang ada sepanjang jalanan yang kita lalui. Seakan sejalan dengan rasa keriangan masa kecil kami sang surya ikut tertawa den
u
tus ini untung tidak jatuh aku," teriakku sambil mela
" berteriaklah Khotib sambi
kat tangan ta
tujuh lagi," aku terus menuntut sepeda menuju arah sekolah
aratkan seperti itu. Bak bunga yang baru mekar-mekar
Mengayuh sepeda roda dua bergaya jengki atau disebut sepeda wanita. Pas berhenti di sampingku menuntun si
bergaya cowok Bad Boy yang sok keren dan sok tampan pad
bareng, yang ada Adek yang mengajak Mas buat bonceng sama Adek buat bareng k
napa lagi meletus bukannya membantu usaha aku mengejar cita-cita malah menghambat ya Dek," dengan pipi agak berwarna jam
u Mas, sudah ayo Adek bonceng nanti telat lagi kan sudah setengah tujuh ini tak sampai nanti Mas menuntun sepe
n pada sebuah warung yang memang sudah aku kenal penjua
" tanya Novita menunjuk seped
ku ya?" teriakku pada Paklik Topo yang
ik bawa ke dalam ini Paklik masih bikin lah kop
olah kami tercinta. Dek Novita adalah tetangga sebelah rumah putri dari bapak Hajar dan ibu W
teramat sering menggodanya walau hanya untuk melontarkan rayuan pohon kelapa atau gombalan bak wayang Arjun
paling timur RT 08, selalu suka aku berjalan beriringan dengan dia menjelang kumandang panggilan terindah dar
aku jatuh mata dan pandangan ini di ujung manik-manik dan renda ujung mukena yang t
tinya aku memandang jauh hingga ia tak terlihat lagi melewatiku walau hanya terlihat gerai hitamnya
ndah bila di sandingkan melati setaman terlalu wangi bagai minyak kesturi dar
dan aku duduk di boncengan sepedamu di belakang. Kau tahu hati ini be
oleh lebih merasakan rasa kasih dan sayang selayaknya yang di sebut dewasa. Walau hati
a tak berani mengambil lebih jangankan untuk memetik sekuntum mawar seperti Novita aku hanya memandang masa depan
tumbuh menyemai hati di kala masa putih dan biru saat melaju bersama dalam ayunan ped