Cinta masa kecil
n cepat setelah pertemu
terus muncul setiap kali dia memikirkan Arga. Kalung bintang pemberian Arga menjadi pengingat ma
hidup, ketika hati mulai berharap, logik
p kali ada jeda, dia mendapati dirinya tergoda untuk mem
sejak pertemuan pertama itu, Dina masih me
reka bisa berhasil dengan semua perbedaan yang kini ada di antara mereka
onnya berbunyi. Nama Arga muncul di layar, dan seket
anjang, ia langs
apanya, mencoba menyemb
engen ngajak kamu ke tempat yang spes
enahan rasa penasarannya.
kamu tahu. Aku je
ersiapkan diri dengan hati-hati, memilih pakaian yang nyaman namun tetap anggun. Keti
namun sesekali ia melirik ke arah Dina, seolah memastikan bahwa perempuan itu nyaman. Ketika akhirnya mereka tiba d
ngajak ke sini," kata Dina, me
tahu tempat ini nggak sepopul
njang jalan setapak yan
a romantis malam itu. Dina merasa tenang, seolah-olah semua kekhawatiran ya
tepi kolam. "Aku sering ke sini waktu kecil. Tempat ini selalu jadi
yang memantul di permukaan air. "Aku ingat tempat
kita sering ke sini. Tapi dulu nggak pernah sesepi ini. Mungk
u yang berbeda malam itu, sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Di satu sisi, ha
engingatkan bahwa ada banyak hal yang harus dip
bawa kamu ke sini bukan cuma untuk nostalgia. Aku pen
, merasa perasaann
a begitu cepat. Aku takut kalau kita terbur
am tangan Dina
-buru. Tapi aku juga nggak bisa terus menahan perasaank
engikuti alur hatinya yang sudah lama tertahan. Tapi, bagian lain dari dirinya takut untuk mengambi
aku juga merasa ada yang spesial di antara kita.
ggak akan memaksamu. Aku cuma pengen kita jujur satu sama lain.
enar peduli padanya, dan itu membuatnya semakin sulit untuk membuat keputusan. Ta
pik berat untuk sementara. Ketika akhirnya Arga mengantar Dina pulan
u bersama Arga. Tapi di sisi lain, hatinya terus bergulat de
di lehernya, merasa perasaan campur aduk di hatinya semakin membingungkan. Apa yang sebenarnya
an kerjanya yang selalu bisa memberinya perspektif baru. Dina menceritakan tentan
asalahnya kamu cuma takut buat ngambil langkah pertama. Aku ngerti, kamu nggak mau kehilanga
terlalu takut untuk mengambil risiko, takut bahwa jika semuanya tidak berj
asilnya. Kadang kita harus nekat, Din. Daripada nanti kamu nye
erhenti menunda-nunda. Mungkin, ini saatnya untuk mendengarkan hat
ni, ia yang mengajak Arga bertemu di sebuah kafe kecil yang nyaman di pusat kota. Ia ingin bi
pa yang selama ini ia pendam. Mereka memesan minuman dan berbas
ama perasaanmu, dan aku sangat menghargai itu. Dan setelah mempertimbangkan semuanya, aku... aku ingin kita menc
h tidak percaya dengan apa yang baru saja ia
. "Iya, aku serius. Tapi aku juga pengen kita jalan pelan-pelan. Aku nggak
. "Aku ngerti, Din. Aku juga nggak mau kita buru-buru. Kita nikmati aja
sa bahwa sebuah babak baru da